Tautan-tautan Akses

Taiwan Ingin Bantu AU Asing Perbaiki Jet Tempur F-16


Jet tempur F-16 Angkatan Udara Taiwan mendarat di bagian jalan raya yang tertutup selama latihan militer tahunan Han Kuang di Chiayi, Taiwan tengah, 16 September 2014. (Foto: AP)
Jet tempur F-16 Angkatan Udara Taiwan mendarat di bagian jalan raya yang tertutup selama latihan militer tahunan Han Kuang di Chiayi, Taiwan tengah, 16 September 2014. (Foto: AP)

Sebuah pusat pemeliharaan baru di Taiwan untuk jet-jet tempur F-16 berharap dapat melayani pesawat buatan Amerika itu yang dimiliki oleh berbagai negara. Ini merupakan suatu tujuan yang akan membuat marah China dan mengguncang diplomasi militer Asia apabila rencana tersebut terwujud, jelas para pakar.

China mengklaim kedaulatan atas Taiwan yang berpemerintahan sendiri dan menghalangi negara-negara asing mendukung pemerintah Taiwan, terutama dalam masalah pertahanan. Para pejabat China telah menyatakan ketidaksenangan terhadap AS karena membiarkan kontraktor pertahanan Lockheed Martin menjual F-16 ke Taiwan.

Para pejabat di Taiwan, di mana sebagian besar warganya menyatakan dalam jajak pendapat tahun 2019 bahwa mereka akan menentang diperintah oleh China, ingin memperkuat pertahanan mereka dalam menghadapi angkatan bersenjata China yang kian besar dan juga ingin membangun hubungan dengan pemerintah negara-negara lain.

Pusat pemeliharaan, perbaikan dan pemeriksaan menyeluruh F-16 yang dikelola kontraktor Taiwan, Aerospace Industrial Development Corporation, akan melayani armada F-16 domestik sambil mencari “peluang” bisnis dari operator pesawat itu di luar Taiwan.

Pusat pemeliharaan bernilai 3,7 miliar dolar yang disetujui Lockheed Martin itu dibuka pada 28 Agustus lalu.

Di Asia, Singapura menggunakan 62 pesawat F-16, Korea Selatan memiliki 180 dan Jepang mengoperasikan 76 pesawat yang dibuat bersama oleh perusahaan-perusahaan AS dan Jepang yang berbasis pada teknologi F-16. Thailand memiliki 54 pesawat itu, dan Indonesia 33. Taiwan mengoperasikan 142 F-16 dengan 66 lainnya akan dikirim pada tahun 2026. Angkatan udara asing biasanya mengupayakan kesepakatan pemeliharaan langsung dengan kontraktor.

Negara-negara Asia pemilik armada F-16 secara diplomatik mengakui China, yang berarti Beijing melarang mereka menjalin hubungan politik tingkat tinggi atau pertahanan dengan Taiwan. Angkatan udara negara-negara itu tidak ingin China melihat F-16 mereka diterbangkan ke Taiwan untuk menjalani pemeliharaan, kata para analis. China dapat memutuskan dukungan ekonomi ke negara-negara yang melanggarnya.

Prioritas utama bagi pusat pemeliharaan itu adalah jet-jet Taiwan sendiri, sementara angkatan udara Taiwan sibuk memantau pesawat Tiongkok yang terbang ke zona pertahanan udaranya, kata Collin Koh, peneliti keamanan maritim di Nanyang Technological University, Singapura. Kementerian pertahanan Taiwan melaporkan lonjakan penerbangan pengintaian pesawat China sepanjang tahun ini. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG