Tautan-tautan Akses

Taiwan Bantah Tuduhan Rasisme oleh Dirjen WHO


Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dr Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Foto: dok).
Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dr Tedros Adhanom Ghebreyesus. (Foto: dok).

Taiwan menolak tuduhan Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa serangan rasis terhadapnya berasal dari Taiwan.

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Rabu (8/4) menuduh Kementerian Luar Negeri Taiwan terkait dengan kampanye berbulan-bulan terhadapnya di tengah-tengah pandemi COVID-19. Pakar mikrobiologi dan peneliti kelahiran Ethiopia itu adalah orang Afrika pertama yang memimpin badan kesehatan global PBB tersebut.

Presiden Tsai Ing-wen mempermasalahkan pendapat Ghebreyesus itu dalam pernyataan yang diposting di laman Facebooknya hari Kamis (9/4). Ia mengatakan Taiwan tahu tentang perasaan didiskriminasi dan dikucilkan, merujuk pada tidak diikutkannya Taiwan dalam WHO dan badan-badan internasional lainnya karena tekanan dari China, yang menganggap Taiwan sebagai provinsi pemberontak.

Presiden Tsai mengatakan jika pemimpin WHO itu dapat “menahan tekanan dari China dan datang ke Taiwan untuk melihat sendiri bagaimana upaya-upaya Taiwan dalam memerangi COVID-19, ia akan dapat melihat bahwa rakyat Taiwan adalah korban perlakuan tidak adil yang sesungguhnya.”

Sebelumnya pada hari Kamis, Kementerian Luar Negeri Taiwan menyatakan “ketidakpuasan yang kuat” atas tuduhan Ghebreyesus. Dalam suatu pernyataan, Kementerian menyebutnya “tidak beralasan.”

“Kami adalah negara demokrasi yang matang dan sangat maju, dan sama sekali tidak menghasut warga kami untuk melakukan serangan pribadi terhadap Dirjen WHO, dan sama sekali tidak mengeluarkan komentar rasis apapun,” sebut pernyataan itu.

Di Beijing, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri tidak langsung menanggapi perselisihan itu, tetapi mendesak Taiwan agar tidak memanfaatkan epidemi untuk kepentingan politik.

Taiwan dipuji di kalangan masyarakat internasional karena langkah-langkah awalnya untuk mengatasi pandemi, dengan mencatat hanya 379 kasus dan lima kematian meskipun berdekatan dengan China. [uh/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG