Tautan-tautan Akses

20 Tahun Pasca Serangan Teroris 11 September, Dua Korban Berhasil Diidentifikasi 


Petugas tampak menyiapkan fragmen tulang manusia untuk sebuah tes DNA di sebuah laboratorium di Kantor Kepala Pemeriksaan Medis di New York, AS, pada 15 April 2014. Tes DNA tersebut merupakan bagian dari upaya identifikasi terhadap korban serangan 11 September 2001 (Foto: AP)
Petugas tampak menyiapkan fragmen tulang manusia untuk sebuah tes DNA di sebuah laboratorium di Kantor Kepala Pemeriksaan Medis di New York, AS, pada 15 April 2014. Tes DNA tersebut merupakan bagian dari upaya identifikasi terhadap korban serangan 11 September 2001 (Foto: AP)

Berkat teknologi pengurutan DNA yang mutakhir, dua korban yang tewas dalam tragedi yang terjadi di New York tersebut berhasil diidentifikasi secara resmi.

Keberhasilan tersebut terjadi beberapa hari sebelum peringatan serangan teroris 11 September yang ke dua puluh.

Associated Press mengutip pernyataan Kepala Institut Forensik New York melaporkan bahwa laboratoriumnya telah berhasil mengidentifikasi korban ke-1.646 dan korban ke-1.647 yang tewas di World Trade Center.

Sebanyak 2.753 orang tewas dalam serangan kelompok teroris al-Qaeda terhadap menara kembar World Trade Center di New York pada 11 September 2001. Di antara mereka ada 1.106 orang yang belum dapat diidentifikasi, atau berarti sekitar 40% dari korban yang tewas di New York.

“Dua puluh tahun yang lalu kami berjanji kepada keluarga korban World Trade Center bahwa kami akan melakukan apapun yang bisa kami lakukan, tidak peduli berapa lama, untuk mengidentifikasi orang-orang yang mereka cintai. Dengan dua identifikasi baru ini, kami terus memenuhi kewajiban penting kami,” tulis Kepala Institut Forensik New York Barbara Sampson.

Salah seorang dari korban yang diidentikasi itu adalah perempuan yang diketahui bernama Dorothy Morgan, yang tinggal di Long Island dan sebagian mayatnya ditemukan pada tahun 2001 dan menjadi subyek uji DNA.

Korban kedua adalah seorang laki-laki, yang sebagian bagian-bagian tubuhnya ditemukan dalam beberapa tahun terpisah, yaitu tahun 2001, 2002 dan 2006; namun atas permintaan keluarga maka identitasnya akan dirahasiakan.

Bagi Sampson, proses dan teknik yang diterapkan selama 20 tahun terakhir untuk mengidentifikasi setiap korban di World Trade Center mewakili “penyelidikan forensik terbesar dan paling rumit dalam sejarah Amerika.”

Menurut Institut Forensik New York, hal ini dimungkinkan berkat teknologi baru pengurutan DNA, yang dikenal sebagai “generasi baru.”

Presiden Joe Biden berencana melawat tiga lokasi, yaitu New York, Pentagon dan Shanksville-Pennsylvania – di mana hampir 3.000 orang tewas dalam serangan teror yang terkoordinasi tersebut. [lt/rs]

XS
SM
MD
LG