Tautan-tautan Akses

T. Rex Temukan Mangsa Berbahaya saat Balai Pameran Dinosaurus di Smithsonian Dibuka Kembali


Sebuah kerangka Tyrannosaurus Rex tampak dipamerkan sebelum dibukanya kembali Museum Sejarah Alam Smithsonian yang memamerkan dinosaurus dan fosil setelah direnovasi yang memakan biaya $110 juta di Washington, AS, 4 Juni 2019 (foto: Reuters/Kevin Lamarque)
Sebuah kerangka Tyrannosaurus Rex tampak dipamerkan sebelum dibukanya kembali Museum Sejarah Alam Smithsonian yang memamerkan dinosaurus dan fosil setelah direnovasi yang memakan biaya $110 juta di Washington, AS, 4 Juni 2019 (foto: Reuters/Kevin Lamarque)

Pemandangan dramatis menjelang saat punahnya dinosaurus – seekor T rex memangsa seekor dinosaurus bertanduk pemakan tumbuhan yang disebut Triceratops – akan menyambut pengunjung saat sebuah balai pameran baru yang ambisius dibuka kembali hari Sabtu di Museum Nasioal Sejarah Alam Smithsonian Insitute.

Konstruksi balai pameran yang dikelola oleh pemerintah federal di museum Washington memakan biaya $110: $70 juta dari dana publik dan $40 juta dari dana pribadi. Balai pameran itu menggantikan balai pameran fosil yang terakhir direnovasi tahun 1981 dan ditutup tahun 2014, yang menyajikan informasi ilmu pengetahuan terbaru untuk sebuah pameran yang menggantikan apa yang telah ketinggalan jaman di salah satu museum sejarah alam paling tekemuka di dunia.

Fosil Tyrannosaurus rex, yang ditemukan di Montana tahun 1988 oleh seorang pemburu fosil amatir, Kathy Wankel, panjangnya mencapai 11,5 meter. Triceratops, yang mempunyai julukan Hatcher, panjangnya mencapai 6 meter.

Kerangka kedua fosil itu dipasang dengan posisi dimana T. rex, salah satu dinosaurus pemakan daging terbesar, berdiri di tas Triceratops yang telah rubuh.

“Saya tau saya butuh sesuatu yang dramatis untuk sesuatu yang akhirnya akan menjadi pusat perhatian di balai pameran tersebut. Dan ini adalah dua spesies dinosaurus yang pernah hidup berdampingan 68-66 juta tahun yang lalu di bagian barat Amerika Utara, jadi kita benar-benar dapat menampilkan interaksi kedua hewan itu di dunia nyata,” ujar Matthew Carrano, kurator museum untuk dinoasurus.

“Tapi kami sengaja membuat skenarionya terbuka, apakah ini menggambarkan T. rex yang tengah memangsa Triceratops atau T. rex yang memangsa Triceratops yang memang sudah mati. Gagasannya adalah untuk menggambarkan peran predator puncak dengan lebih baik, yang sering kali memiliki sifat oportunistik. Dalam kehidupan nyata, bayangkan bahkan T. rex akan lebih suka memangsa sesuat yang lebih mudah dibandingkatn Triceratops dewasa yang sehat,” bila mangsa yang mudah tersedia: mangsa yang masih muda, sakit, atau yang sudah tua, contohnya.”

Carrano menambahkan, Triceratops termasuk satu dari dinosaurus bertanduk berkaki empat yang terbesar yang disebut ceraptopsian, yang panjangnya dapat mencapai 9 meter, degan tanduk di atas mata dan hidungnya, dan perisai bertulang yang melindungi lehernya.

Sebuah tumbukan asteroid yang terjadi 66 juta tahun lalu membuat dinosaurus dan banyak lagi makhluk yang hidup di darat dan di laut punah.

Dinosaurus-dinosaurus lain yang juga dipamerkan termasuk Camarasaurus yang tengah menetaskan telurnya – satu dari sauropoda berkaki empat dengan leher panjang; Diplodocus dengan panjang mencapai 27 meter, sauropoda yang lain; dinoasaurus pemakan daging yang disebut Allosaurus yang sedang duduk, menjaga sarang dan telurnya; dan dinosaurus dengan kulit mirip kendaraan berlapis baja yang disebut Euoplocephalus.

Balai pameran itu juga menampilkan fosil seperti mamalia dan reptilia penghuni lautan.

Carrano berharap para pengunjung akan mendapatkan “pemahaman bahwa dinosaurus adalah hewan yang dulu pernah hidup, dalam aspek tertentu yang tidak jauh berbeda dengan hewan yang hidup hari ini: mereka makan, tidur, bernafas, dan lain-lain.”

“Saya tidak ingin mahluk itu dipandang sebagai makhluk asing, bahkan apabila mereka terlihat luar biasa dan aneh dari segi-segi lainnya. [ww]

XS
SM
MD
LG