Tautan-tautan Akses

Surva, Festival Pengusir Roh Jahat di Bulgaria


Seorang penari menahan topengnya saat mengikuti Karnaval Topeng Internasional 'Surva', bersama dengan lebih dari 100 grup dari Bulgaria dan dari negara lain, di Pernik, Bulgaria, 28 Januari 2018.
Seorang penari menahan topengnya saat mengikuti Karnaval Topeng Internasional 'Surva', bersama dengan lebih dari 100 grup dari Bulgaria dan dari negara lain, di Pernik, Bulgaria, 28 Januari 2018.

Para pengunjung bertopeng dengan kostum buatan tangan berwarna-warni memadati jalan-jalan Pernik di Bulgaria pada Minggu (27/1).

Mereka sedang berpawai untuk menangkal roh jahat dan merayakan awal musim semi dengan harapan untuk kesehatan dan panen yang baik.

Karnaval Surva –festival topeng tertua di negara Balkan, tahun ini menampilkan rekor 7.500 Kukeri atau mummers dari sembilan negara. Kukeri adalah orang dengan kostum topeng binatang menutupi seluruh tubuh dan lonceng besar di pinggang.

Pengunjung dari China dan Amerika Serikat termasuk di antara ribuan orang menantang udara dingin Januari untuk melihat perayaan tahunan di kota pertambangan tradisional, yang terletak 15 mil (24,135 kilometer) barat daya dari Ibu Kota Sofia.

“Suasananya brilian, kostum-kostum ini sangat indah dan topengnya luar biasa,” kata seorang pelajar asal China Wang Xao.

“Saya pasti akan datang lagi tahun depan karena festival ini adalah keajaiban, festival ini memberi saya energi dan optimisme.”

Para pria mengenakan kostum yang terbuat dari bulu binatang menghadiri Karnaval Topeng di Pernik, Bulgaria, 27 Januari 2019.
Para pria mengenakan kostum yang terbuat dari bulu binatang menghadiri Karnaval Topeng di Pernik, Bulgaria, 27 Januari 2019.

Setiap musim dingin, para mummers berpakaian seperti binatang atau mengenakan topeng bertanduk dan menampilkan tarian tradisional dalam parade yang spektakuler.

Mereka akan menghasilkan suara yang menakjubkan dari lonceng tembaga besar yang dikenakan di sekitar pinggang mereka.

Sebagian besar topeng, yang tingginya bisa mencapai tiga kaki (hampir 1 meter) dan bermuka dua, merefleksikan koeksistensi antara yang baik dan yang jahat.

“Secara umum dianggap bahwa kebiasaan itu terkait dengan ritual Dionisus dari Thrace dan ritual serupa dapat ditemukan di berbagai bagian semenanjung Balkan,” kata salah satu mummers tertua, Ivan Boyadzhiev, yang ikut serta dalam parade untuk ke-14 kalinya berturut-turut. Dionisus adalah dewa pesta, dewa anggur dan dewa pertanian. [er/ft]

XS
SM
MD
LG