Tautan-tautan Akses

Sudan Selatan Tangguhkan Koran Berbahasa Arab


Seorang warga tengah membaca surat kabar harian Juba, Sudan Selatan, 27 April 2016 yang melaporkan kedatangan dan pengambilan sumpah pemimpin pemberontak, Rick Machar, Juba, Sudan Selatan (foto: Albert Gonzales Fabran/AFP)
Seorang warga tengah membaca surat kabar harian Juba, Sudan Selatan, 27 April 2016 yang melaporkan kedatangan dan pengambilan sumpah pemimpin pemberontak, Rick Machar, Juba, Sudan Selatan (foto: Albert Gonzales Fabran/AFP)

Harian Sudan Selatan yang berbahasa Arab Al Watan menuduh kelompok pengawas media negara itu, Otoritas Media menarget surat kabar itu setelah badan pengawas menangguhkan publikasinya selama satu bulan karena dugaan masalah perizinan.

Dalam surat tertanggal 26 Maret kepada Al Watan dan dibaca oleh VOA Sudan Selatan, direktur pengelola Otoritas Media, Elijah Alier Kuai, mengatakan surat kabar itu telah beroperasi selama hampir setahun tanpa ijin resmi.

Pemimpin redaksi Al Watan, Michael Rial Christopher, yang saat ini berada di Mesir, mengatakan kepada VOA surat kabarnya beroperasi secara sah di Sudan Selatan.

"Kami, sebagai sebuah Surat kabar, memiliki dokumentasi terbaru. Tetapi Otoritas Media sebagai regulator seharusnya menghubungi semua surat kabar (mengenai perizinan) bukan hanya Al Watan.”

Badan pengawas itu dalam surat tertanggal 7 Januari memperingatkan Al Watan untuk tidak melaporkan mengenai demonstrasi anti pemerintah di negara tetangganya, Sudan. Christopher mengatakan pejabat kedutaan Sudan mengadu ke Otoritas Media mengenai artikel opini harian itu tentang Sudan.

Pada 7 Januari, surat lainnya yang juga dikirim ke Al Watan memerintahkan surat kabar itu untuk menerbitkan permintaan maaf kepada Kedutaan Besar Sudan di Juba dalam waktu 72 jam sejak tanggal surat itu.

Christopher mengatakan ia menolak untuk mematuhinya karena surat kabarnya tidak menulis laporan yang tidak akurat mengenai protes di Sudan. Ia mengatakan masalah mulai muncul setelah pertemuan dengan kelompok pengawas itu.

Christopher juga mengatakan kepada VOA, ia menerima beberapa ancaman mati melalui telepon dari orang tak dikenal di Juba sebelum kelompok pengawas media itu menangguhkan surat kabarnya. [my]

Recommended

XS
SM
MD
LG