Tautan-tautan Akses

Sudan Hadapi Krisis Kemanusiaan, AS Kirim Tim Tanggap Bencana 


Orang-orang berkerumun untuk mendapatkan jatah roti di tengah konflik bersenjata antara pasukan paramiliter Rapid Support Forces dan militer Sudan di Khartoum Utara, Sudan, Sabtu, 22 April 2023. (Foto: Nureldin Abdallah/Reuters)
Orang-orang berkerumun untuk mendapatkan jatah roti di tengah konflik bersenjata antara pasukan paramiliter Rapid Support Forces dan militer Sudan di Khartoum Utara, Sudan, Sabtu, 22 April 2023. (Foto: Nureldin Abdallah/Reuters)

Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (AS) (US Agency for International Development/USAID) telah mengirim tim ahli tanggap bencana untuk Sudan guna mengoordinasikan tanggap kemanusiaan sementara pertempuran melanda negara itu, kata kepala USAID Samantha Power, Minggu (24/4).

Dalam pernyataan, Power mengatakan, Tim Tanggap Bantuan Bencana akan beroperasi di luar Kenya untuk tahap awal. Ia menambahkan bahwa para ahli bekerja dengan komunitas dan mitra internasional untuk mengidentifikasi kebutuhan prioritas dan memberi bantuan kemanusiaan dengan aman.

"Amerika Serikat memobilisasi untuk meningkatkan bantuan kepada rakyat Sudan yang terjebak di antara faksi-faksi yang bertikai," kata Power.

Pertempuran meletus delapan hari lalu antara tentara dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Force/RSF) telah memicu krisis kemanusiaan, menewaskan ratusan orang dan menjebak jutaan orang Sudan tanpa akses ke layanan dasar.

Jatuhnya Sudan secara mendadak ke dalam peperangan telah merusak rencana memulihkan pemerintahan sipil, membawa negara yang sudah miskin itu ke ambang bencana kemanusiaan, dan mengancam konflik yang lebih luas yang dapat menarik kekuatan luar.

Pada Minggu (23/4), Power kembali mengimbau agar para pihak mematuhi gencatan senjata untuk libur Idul Fitri, mengakhiri pertempuran, dan mematuhi hukum kemanusiaan internasional, termasuk dengan memungkinkan akses yang aman dan tanpa hambatan bagi pekerja kemanusiaan dan medis.

Amerika Serikat (AS), Sabtu (22/4), mengevakuasi personel pemerintah dari kedutaannya di Khartoum dan menghentikan sementara operasi di kedutaan karena risiko keamanan. [ka/ft]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG