Tautan-tautan Akses

Studi Ungkapkan Efektivitas Vaksin Pfizer-BioNTech Lebih Rendah Terhadap Varian Afsel


Vaksin Pfizer-BioNTech diyakini efektif terhadap virus VOVID-19 varian Afrika Selatan. (Foto: ilustrasi).
Vaksin Pfizer-BioNTech diyakini efektif terhadap virus VOVID-19 varian Afrika Selatan. (Foto: ilustrasi).

Suatu penelitian baru menunjukkan vaksin baru COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech efektif terhadap varian Afrika Selatan virus tersebut, meskipun vaksin itu membangkitkan respons kekebalan yang sedikit lebih rendah.

Dalam laporan yang diterbitkan hari Rabu (17/2) di New England Journal of Medicine, peneliti di Pfizer dan University of Texas Medical Branch membuat versi virus dengan mutasi serupa yang ditemukan dalam varian Afrika Selatan, yang dikenal sebagai B..1.35.1. Mereka menguji virus hasil rekayasa tersebut pada sampel darah dari orang-orang yang pernah menerima dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech.

Hasil tes mendapati kemampuan vaksin memproduksi antibodi berkurang dua pertiganya, dibandingkan dengan efeknya pada versi virus yang paling umum.

Dalam surat terpisah yang diterbitkan di jurnal tersebut, perusahaan farmasi AS Moderna menyatakan telah menemukan hasil serupa dengan vaksin COVID-19 dua dosisnya dalam mengatasi varian B.1.35.1.

Vial vaksin COVID-19 Moderna. (Foto: dok).
Vial vaksin COVID-19 Moderna. (Foto: dok).

Pfizer dan BioNTech mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan mereka melakukan investasi yang diperlukan dan berbicara dengan regulator untuk mengantisipasi pengembangan vaksin versi terbaru dan suntikan penguat.

Sementara itu, Hong Kong secara resmi mengizinkan penggunaan darurat vaksin virus corona Sinovac yang berbasis di China. Izin itu muncul setelah panel penasihat khusus Hong Kong mengenai vaksin COVID-19 merekomendasikan penggunaannya, terlepas dari fakta bahwa perusahaan tersebut belum merilis hasil uji klinis tahap akhir untuk mengetahui efektivitas vaksin yang sesungguhnya.

Panel itu menyatakan telah menerima data dari Sinovac yang menunjukkan vaksin dua dosis itu memiliki tingkat keampuhan sedikit di atas 62 persen sewaktu diberikan dalam selang waktu 28 hari, angka yang jauh lebih tinggi daripada tingkat efektivitas 50 persen yang dilaporkan dari uji coba tahap akhir yang dilakukan di Brazil. Angka 50 persen itu adalah ambang yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia.

Kiriman pertama satu juta dosis vaksin Sinovac diperkirakan tiba hari Jumat (19/2), dengan vaksinasi dimulai sepekan kemudian. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG