Tautan-tautan Akses

Studi Tunjukkan Risiko Terkena Penyakit Jantung Ibu Menyusui di Hari Tua Lebih Rendah


ARSIP – Jessica Ewald menyusui bayi lelakinya yang berusia 5 bulan, Bennet, di rumahnya di Oakbrook Terrace, Ill (foto: AP Photo/M. Spencer Green)
ARSIP – Jessica Ewald menyusui bayi lelakinya yang berusia 5 bulan, Bennet, di rumahnya di Oakbrook Terrace, Ill (foto: AP Photo/M. Spencer Green)

Kaitan antara pemberian ASI dan rendahnya risiko terkena penyakit jantung pada wanita berusia lanjut baru-baru ini diteliti dalam sebuah studi yang dilakukan di Chinese Academy of Medical Sciences, Peking University dan the University of Oxford.

Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan kaitan antara pemberian ASI dan lebih rendahnya risiko sakit jantung pada wanita berusia lanjut.

Penelitian oleh para peneliti China menemukan wanita yang menyusui kemungkinan memiliki risiko sakit jantung atau stroke rata-rata 10 persen lebih rendah saat usia mereka beranjak tua.

Para peneliti di Chinese Academy of Medical Sciences, Peking University dan the University of Oxford menganalisa data dari 289.573 wanita dengan usia rata-rata 51 tahun.

Hasil temuan mereka menunjukkan mereka yang memberikan ASI memiliki risiko sakit jantung 9 persen lebih rendah dan risiko terkena stroke 8 persen lebih rendah, dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah memberikan ASI. Manfaatnya bahkan lebih besar untuk wanita yang menyusui bayinya selama dua tahun atau lebih. Risiko mereka terkena penyakit jantung 18 persen lebih rendah dan risiko terkena stroke 17 persen lebih rendah.

Setiap satu bulan tambahan pemberian ASI terkait dengan menurunnya risiko terkena penyakit jantung dan stroke masing-masing 4 persen dan 3 persen lebih rendah ujar para peneliti tersebut.

Temuan dari studi ini, pertama kali yang mengamati manfaat kesehatan jangka panjang dari pemberian ASI untuk kaum wanita, dipublikasikan di the Journal of the American Heart Association.

Kemungkinan peran hormon

Menurut ahli jantung Nieca Goldberg, yang tidak terlibat dalam studi ini, manfaat yang diperoleh kemungkinan berhubungan dengan dilepaskannya oxytocin selama pemberian ASI.

“Oxytocin adalah hormon yang membantu fleksibilitas pembuluh darah kita,” ujarnya. “Dan pembuluh darah yang fleksibel lebih resisten terhadap penumpukan plak atau kolestrol di dinding urat nadi.”

Pemberian ASI memberikan sejumlah manfaat, seperti memberikan perlindungan kekebalan sang ibu kepada bayinya dan melindungi bayi yang baru lahir dari infeksi yang membahayakan jiwa di negara-negara dengan kualitas air yang buruk.

Ada manfaat jangka pendek buat sang ibu juga. Banyak studi yang menunjukkan bahwa pemberian ASI tampaknya menyetel ulang metabolisme wanita setelah kehamilan, ia kehilangan berat badan bayi lebih cepat, sementara menurunkan tingkat kolestrol, tekanan darah, dan kadar glukosa.

Goldberg, direktur medis di the Joan H. Tisch Center for Women’s Health di New York, mengatakan dimungkinkan bagi para wanita dalam studi ini yang memberikan ASI nya, dan mendapatkan manfaat dari kesehatan jantung, juga menjalani gaya hidup yang lebih sehat dibandingkan wanita yang tidak memberikan ASI nya.

Strategi lainnya

“Untuk para wanita yang memilih untuk tidak memberikan ASI nya, ada cara-cara lain yang mereka dapat lakukan untuk mencegah terkena penyakit jantung,” ujar Goldberg. “Dan tentunya itu adalah dengan berolahraga, sesuatu yang sesederhana seperti berjalan kaki dan asupan makanan yang sehat, kaya buah-buahan, sayur-sayuran, gandum utuh, dan protein rendah lemak.”

Goldberg mewanti-wanti studi yang dilakukan China sifatnya hanya pengamatan, dengan mengandalkan informasi yang diberikan oleh para ibu bertahun-tahun setelah mereka melahirkan, jadi temuan-temuan tersebut tidak membuktikan hubungan sebab akibat. Ia mengatakan apa yang dibutuhkan adalah perbandingan antara iby yang memberikan ASI dan kelompok kontrol dari mereka yang tidak memberkan ASI nya, untuk melihat apakah ada manfaat untuk kesehatan jantung dalam jangka panjang. [ww]

XS
SM
MD
LG