Tautan-tautan Akses

Studi: Infeksi Sebabkan Pertumbuhan Tersendat pada Anak-anak Kurang Gizi


An infant lies in bed in a malnutrition intensive care unit in Dharbhanga, India, April 16, 2015. Researchers thought stunting was mostly caused by malnutrition, but a study indicates a parasite may be a factor.
An infant lies in bed in a malnutrition intensive care unit in Dharbhanga, India, April 16, 2015. Researchers thought stunting was mostly caused by malnutrition, but a study indicates a parasite may be a factor.

Stunting atau pertumbuhan tidak normal adalah penyebab utama kematian anak-anak yang tinggal di wilayah miskin. Hingga kini, para periset menduga masalahnya terutama disebabkan malnutrisi karena kurang pangan, tetapi parasit usus mungkin ikut berperan besar.

Para pejabat kesehatan mengatakan 178 juta balita mengalami pertumbuhan tidak normal. Lebih dari 20 persen di antaranya akan meninggal dunia.

Para pakar mengatakan anak-anak yang berukuran kerdil mengalami kerusakan otak yang tidak dapat disembuhkan dan, apabila mereka bertahan hidup, akan terus hidup dalam kemiskinan karena berbagai masalah kognitif.

Kurangnya nutrisi diketahui menyebabkan penyakit ini, tetapi para periset menduga ada faktor lain.

Poonum Korpe, dokter spesialis infeksi di Fakultas Kesehatan Bloomberg Universitas Johns Hopkins di Baltimore, Maryland mengatakan, “Berbagai studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa meskipun kita mengonsumsi nutrisi tambahan, seperti suplemen vitamin atau ASI, kita hanya mengurangi sepertiga kasus stunting di dunia. Masih kurang pengetahuan mengenai apa yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan pada anak-anak lebih muda.”

Korpe dan para koleganya menduga stunting kemungkinan disebabkan sesuatu selain nutrisi, atau semacam infeksi.

Mereka mempelajari hampir 400 anak-anak malnutrisi selama dua tahun pertama kehidupan mereka di sebuah wilayah kumuh di luar Dhaka, Bangladesh.

Para penyelidik mendapati tiga dari setiap empat anak mengalami sedikitnya satu infeksi dengan patogen bawaan air Cryptosporidium, yang ditularkan lewat air minum yang tercemar dan fasilitas toilet yang buruk. Seperempat dari anak-anak itu menderita diare parah, tetapi hampir tiga perempat diantara mereka tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Lebih dari separuh anak mengalami pertumbuhan tersendat pada usia dua tahun.

Temuan itu dimuat dalam jurnal PLoS Penyakit-penyakit Tropis yang Terabaikan.

“Mungkin apa yang terjadi adalah patogen itu masuk ke dalam usus dan menyebabkan kerusakan pada lapisan usus, yang kemungkinan menyebabkan usus tidak bisa menyerap makanan jangka panjang. Karena itu tubuh tidak bisa menyerap nutrisi penting yang diperlukan bagi pertumbuhan," kata Korpe.

Pada umumnya, anak-anak yang terinfeksi Cryptosporidium hampir tiga kali lebih mungkin menderita pertumbuhan tersendat sedang sampai parah.

Korpe mengatakan hanya ada satu obat yang disetujui untuk mengobati infeksi itu, tetapi tidak tersedia di negara berkembang. Dia menyimpulkan bahwa nutrisi yang cukup, disertai pendidikan kesehatan, bisa mencegah infeksi Cryptosporidium dan stunting pada anak-anak yang rentan. [vm/al]

XS
SM
MD
LG