Tautan-tautan Akses

Spesialis Siber NSA dan Dokter Tentara Didakwa dalam Kasus Spionase


Papan penanda yang terpasang di luar area kantor Badan Keamanan Nasional AS (NSA) di Fort Meade, Maryland, dalam foto yang diambil pada 6 Juni 2013. (Foto: AP/Patrick Semansky)
Papan penanda yang terpasang di luar area kantor Badan Keamanan Nasional AS (NSA) di Fort Meade, Maryland, dalam foto yang diambil pada 6 Juni 2013. (Foto: AP/Patrick Semansky)

Seorang spesialis siber yang pernah bekerja di Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) serta seorang dokter tentara dan istrinya, pada Kamis (29/9), didakwa dalam kasus terpisah, hendak menjual rahasia kepada pemerintah asing.

Dalam satu kasus, pakar keamanan siber, Jareh Sebastian Dalke, 30, bekerja kurang dari empat minggu di NSA. Dia tiba-tiba berhenti, dengan alasan masalah keluarga pada akhir Juni.

Walaupun hanya beberapa minggu di NSA, Dalke mencetak dokumen rahasia. Setelah keluar, ia menawarkannya untuk dijual dalam komunikasi daring terenkripsi kepada apa yang dia kira adalah agen pemerintah asing. Nyatanya dia berurusan dengan agen FBI yang menyamar.

Pemerintah asing itu tidak diidentifikasi oleh Departemen Kehakiman. Tetapi pernyataan tertulis FBI yang diajukan di pengadilan mengarah kepada Rusia. Pernyataan tersebut juga mengatakan bahwa Dalke berkomunikasi melalui situs web gelap yang dibuat oleh badan intelijen internasional Rusia, SVR, untuk menarik pembocor dan pengkhianat.

Dalke, yang menurut dakwaan terlibat masalah finansial yang serius dan menyatakan ketidakbahagiaannya pada masyarakat Amerika Serikat, dibayar dua kali dengan mata uang kripto bernilai lebih dari $4,900, sebagai imbalan atas bukti bahwa ia memiliki informasi rahasia.

Dalke ditangkap di lokasi serah terima. Dia didakwa atas tiga pelanggaran Undang-undang Spionase. Jika terbukti bersalah, dia menghadapi kemungkinan hukuman mati atau penjara seumur hidup.

Dalam kasus kedua yang diumumkan pada Kamis, seorang dokter Angkatan Darat Amerika Serikat, Mayor Jamie Lee Henry, dan istrinya, Anna Gabrielian, yang merupakan seorang instruktur anestesiologi berbahasa Rusia di Universitas Johns Hopkins, didakwa menawarkan untuk menjual informasi kesehatan militer dan personel pemerintah Amerika ke Rusia. Tindakan mereka tampaknya dimotivasi oleh perang Ukraina.

Keduanya didakwa berkonspirasi dan beberapa tuduhan mengungkapkan informasi kesehatan pribadi secara ilegal. Pelaku yang didakwa dengan tuduhan konspirasi menghadapi ancaman hukuman hingga 20 tahun penjara. [ka/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG