Tautan-tautan Akses

Siswa Sekolah Prancis Tewas Akibat Dikeroyok


Seorang siswa sekolah Perancis tewas pada Jumat (5/4) karena luka yang dideritanya akibat insiden kekerasan. (Foto: Ilustrasi/Reuters)
Seorang siswa sekolah Perancis tewas pada Jumat (5/4) karena luka yang dideritanya akibat insiden kekerasan. (Foto: Ilustrasi/Reuters)

Seorang siswa sekolah Perancis tewas pada Jumat (5/4) karena luka yang dideritanya akibat insiden kekerasan. Peristiwa nahas tersebut terjadi ketika Presiden Emmanuel Macron menekankan perlunya melindungi sekolah dari “tindak kekerasan yang tidak terkendali” di kalangan remaja.

Seorang remaja berusia 15 tahun dikeroyok pada Kamis di sekitar sekolahnya di kota selatan Paris. Setelah insiden tersebut, ia segera dilarikan ke rumah sakit karena mengalami serangan jantung.

Dia meninggal karena luka-lukanya pada Jumat sore, kata seorang jaksa.

Polisi pada Jumat sore menahan lima orang yang terkait dengan serangan itu, termasuk tiga remaja berusia 17 tahun, seorang remaja berusia 15 tahun, dan seorang remaja berusia 20 tahun, kata seorang jaksa.

Anak-anak sekolah di Bischheim, di luar Strasbourg, Prancis timur, Selasa, 1 September 2020. (Foto: AP)
Anak-anak sekolah di Bischheim, di luar Strasbourg, Prancis timur, Selasa, 1 September 2020. (Foto: AP)

Insiden tersebut merupakan kejadian kedua dalam minggu ini, setelah seorang gadis berusia 13 tahun koma karena diserang di luar sekolahnya di kota selatan Montpellier pada Selasa.

Kedua peristiwa tersebut terjadi pada saat meningkatnya ketegangan di sekolah-sekolah Prancis. Puluhan lembaga pendidikan menerima ancaman serangan melalui sistem pesan internal.

“Kita melihat adanya bentuk kekerasan tanpa hambatan di kalangan remaja kita dan terkadang di kalangan remaja yang semakin muda,” kata Macron sehari sebelum remaja tersebut meninggal. Ia mengatakan hal itu saat mengunjungi sebuah sekolah dasar di Paris.

“Sekolah perlu dilindungi dari hal ini,” katanya, seraya menambahkan bahwa sekolah harus “tetap menjadi tempat perlindungan bagi anak-anak kita, bagi keluarga mereka, bagi guru-guru kita.”

"Kami akan mengambil tindakan tegas terhadap segala bentuk kekerasan," katanya. Namun, dia menekankan bahwa sekarang adalah tugas penyelidik untuk menjelaskan kedua insiden tersebut.

Sumber dari pihak kepolisian mengatakan remaja berusia 15 tahun itu dikeroyok oleh tiga orang yang menggunakan penutup wajab ketika ia meninggalkan sekolah pada Kamis sore di distrik berpenghasilan rendah Viry-Chatillon, sebuah kota sekitar 20 kilometer selatan Paris.

Menurut sumber dari pihak kepolisian, anak sekolah tersebut mengalami serangan jantung dan masalah pernafasan sehingga meninggal keesokan harinya.

Jean-Marie Vilain, Wali Kota Viry-Chatillon, mengatakan anak laki-laki itu sedang berjalan pulang setelah kelas musik ketika dia diserang oleh "preman paling bengis".

“Kekerasan ekstrem ini menjadi hal biasa,” tambahnya. Juru bicara pemerintah Prisca Thevenot mengecam apa yang disebutnya sebagai “kejahatan biadab”. [ah/ft]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG