Tautan-tautan Akses

Shell Tolak Bongkar Rig yang Sudah Tidak Dipakai, Jerman Marah


Kapal penyimpanan minyak mentah Brent Spar milik Royal Dutch Shell diderek ke Erjford Norwegia, Juli 1995. (Foto: Reuters)
Kapal penyimpanan minyak mentah Brent Spar milik Royal Dutch Shell diderek ke Erjford Norwegia, Juli 1995. (Foto: Reuters)

Pemerintah Jerman, Rabu (16/10), mengatakan telah menyerukan dilangsungkannya suatu pertemuan internasional terkait penolakan Shell untuk membongkar beberapa anjungan pengeboran minyak atau rig yang sudah tidak dipakai lagi. Fasilitas itu berisi ribuan minyak ton mentah, di Atlantik Timur Laut.

Di Berlin, seorang juru bicara Kementerian Lingkungan Hidup Jerman mengatakan kepada wartawan, Komisi OSPAR – yang mengawasi perjanjian untuk melindungi Atlantik Timur Laut – akan melangsungkan pertemuan khusus yang tidak pernah dilakukan sebelumnya untuk membahas isu-isu itu di London pada Jumat (18/10).

Stephan Gabriel Haufe mengatakan empat anjungan yang dikenal sebagai Brent Alpha, Bravo, Charlie dan Delta, mengandung sekitar 11.000 metrik ton – atau sekitar 12.125 ton) residu minyak mentah.

“Jerman menilai sangat tidak dapat diterima bahwa jumlah minyak mentah ini tetap ada dalam bangunan itu,” ujar Haufe.

Ditambahkannya, Jerman khawatir dengan terulangnya insiden Brent Spar pada 1995. Ketika itu rencana Shell untuk membuang unit penyimpanan minyak terapung di laut memicu protes lingkungan yang sangat dahsyat dan bahkan aksi kekerasan.

Shell menolak keprihatinan pemerintah Jerman dengan mengatakan, pihaknya telah menugaskan sejumlah ilmuwan independen untuk mengkaji penonaktifan anjungan di ladang minyak Brent dan perusahaan itu telah melakukan konsultasi dengan para ahli dan organisasi non-pemerintah.

“Kami yakin rencana ini aman, berwawasan lingkungan, dapat dicapai secara teknis dan bertanggungjawab secara sosial,” demikian petikan pernyataan Shell itu.

Pertemuan di London itu akan dihadiri oleh negara-negara Eropa yang berdekatan dengan Atlantik Timur Laut dan perwakilan industri. Jerman mengatakan telah mendapat dukungan dari Belgia, Belanda, Swedia, Luksemburg, dan Uni Eropa. [em/pp]

XS
SM
MD
LG