Tautan-tautan Akses

Setelah 66 Tahun, Polisi Ungkap Identitas Korban dalam Kasus “Boy in the Box”


Sejumlah pihak berwenang di Philadelphia mengumumkan identitas korban dalam kasus "Boy in the Box" dalam konferensi pers di Philadelphia, pada 8 Desember 2022. (Foto: AP/Matt Rourke)
Sejumlah pihak berwenang di Philadelphia mengumumkan identitas korban dalam kasus "Boy in the Box" dalam konferensi pers di Philadelphia, pada 8 Desember 2022. (Foto: AP/Matt Rourke)

Hampir 66 tahun sejak mayat seorang anak laki-laki yang babak belur ditemukan di dalam sebuah kardus di Philadelphia, kepolisian wilayah setempat akhirnya berhasil mengungkap misteri dalam kasus misterius terbesar di kota itu: identitas dari anak laki-laki tersebut.

Ketika mengungkapkan identitas anak laki-laki tersebut kepada publik pada Kamis (8/12), pihak berwenang berharap bahwa temuannya dapat membawa mereka selangkah lebih dekat untuk menemukan pembunuh dalam kasus itu dan memberikan penghormatan kepada korban, yang dikenal oleh warga Philadelphia sebagai "Boy in the Box" atau "Anak Laki-laki dalam Kardus."

"Ketika orang-orang berbicara mengenai kasus anak laki-laki dalam kardus, kesedihan mendalam lalu muncul bukan hanya karena seorang anak telah dibunuh namun identitas dan haknya untuk hidup telah direnggut," ujar Komisaris Kepolisian Philadelphia Danielle Outlaw dalam konferensi pers.

Nama dari anak laki-laki tersebut adalah Joseph Augustus Zarelli.

Pembunuhan tertua yang belum terpecahkan di kota itu telah “menghantui komunitas itu, departemen kepolisian Philadelphia, bangsa kita dan dunia,” tambah Outlaw.

Polisi mengatakan hasil kerja para detektif dan analisis DNA membantu mereka mengetahui nama Joseph. Investigasi pembunuhan itu akan tetap terbuka, dan pihak berwenang mengatakan mereka berharap dengan merilis namanya akan mendorong petunjuk baru.

Kedua orang tua Joseph sudah meninggal, tambah polisi, tetapi ia memiliki kerabat yang masih hidup.

Polisi Telusuri Ratusan Petunjuk

Mayat anak laki-laki itu ditemukan dalam keadaan telanjang dan kondisi memar yang parah pada 25 Februari 1957 di kawasan hutan di Fox Chase Philadelphia. Anak laki-laki berusia empat tahun itu dibungkus dalam selimut dan ditempatkan dalam sebuah kotak buaian bayi berukuran besar buatan JC Penney. Polisi sebelumnya mengatakan anak itu kekurangan gizi dan bahwa ia telah dipukuli sampai mati.

Foto anak laki-laki itu dipasang di berbagai poster yang ditempel di seluruh kota itu, sementara polisi berupaya keras mengidentifikasinya dan menangkap pembunuhnya.

Para detektif telah mengejar dan menelusuri ratusan petunjuk, antara lain bahwa ia adalah pengungsi asal Hungaria, atau anak laki-laki yang diculik di luar supermarket di Long Island tahun 1955, atau informasi berbagai anak hilang lainnya. Mereka menyelidiki sepasang pekerja karnaval keliling dan sebuah keluarga yang menjalankan panti asuhan, tetapi tidak menetapkan mereka sebagai tersangka.

Seorang perempuan di Ohio pernah mengklaim dirinya sebagai ibu anak itu, dan bahwa ia membeli anak itu dari orang tua kandungnya pada tahun 1954, menahannya di ruang bawah tanah rumah mereka di pinggiran Philadelphia dan membunuhnya karena marah. Pihak berwenang sempat menganggap klaim itu kredibel, tetapi tidak dapat memvalidasi ceritanya.

Sementara itu, identitas anak laki-laki itu terus membayangi polisi, yang dari generasi ke generasi terus berupaya memecahkan misteri itu.

Mayat anak malang yang semula dimakamkan di pemakaman orang miskin itu kini dikebumikan tepat di dalam gerbang depan Ivy Hill Cemetery, di bawah sebuah pohon cherry dengan sebuah batu nisan bertuliskan “Anak Amerika yang Tidak Dikenal.” Upacara kebaktian dilangsungkan di makamnya setiap tahun pada hari peringatan penemuan anak laki-laki di dalam kardus tersebut. [em/jm/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG