Di Amerika, satir atau sindiran politik merupakan bagian integral dari politik itu sendiri. Bagaimana kita mencerna berita hari ini dengan bantuan komedi untuk menarik perhatian orang pada isu-isu serius dan membentuk opini politik.
Untuk menghormati genre itu, Newseum di Washington DC membuka pameran “Seriously Funny” untuk melihat bagaimana dampak program komedi di stasiun televisi Comedy Central “The Daily Show with Jon Stewart” pada politik dan media di Amerika dalam 20 tahun terakhir ini.
Dalam enam puluh tahun terakhir ini, pertunjukan komedi di televisi pada malam hari di Amerika telah berkembang pesat. Setiap topik dikupas, dan tidak ada satu politisi pun yang tidak jadi sasaran.
Komedian Stephen Colbert menjadi bintang pada salah satu pertunjukkan komedi paling populer di Amerika. Pandangan dan pernyataan sindirannya terhadap Presiden Donald Trump dan para politisi lain disaksikan oleh jutaan orang.
Bagi sebagian besar penontonnya, program komedi televisi CBS “The Late Show with Stephen Colbert” merupakan sumber utama berita politik dan sekaligus humor.
“Saya kira pada masa ini, inilah berita. Tetapi kami juga perlu menambahkan rasa humor sehingga dapat menjalani keseharian tanpa jadi gila,’’ kata seorang penonton.
“Saya kira Stephen Colbert menyuarakan opininya lebih banyak dibanding yang biasanya dilakukan seorang komedian, yang dulu lebih bersikap netral. Jadi menarik melihat bagaimana seseorang memberikan opini mereka dan berupaya menyajikan berita sesungguhnya dalam program ini,” ujar penonton lainnya.
“Kadang-kadang – karena apa yang terjadi di dunia saat ini – membuat lebih mudah dan cepat diterima jika melihat seseorang menyampaikan isu-isu itu dengan cara-cara humor dibanding melihat berita sebenarnya!” timpal seorang penonton lagi.
Stephen Colbert dan komedian legendaris lainnya, Jon Stewart, yang juga mantan pembawa acara di “The Daily Show,” tidak sekedar bercanda dan memberi informasi untuk mengambil tindakan terhadap sebagian isu. Misalnya pada Juni 2019, Jon Stewart memberikan kesaksian di hadapan Sub Komite Kehakiman DPR dalam dengar pendapat untuk mendukung Dana Kompensasi Korban 11 September 2001.
“Ketidakpedulian Anda membuat orang-orang ini kehilangan komoditi paling berharga bagi mereka, yaitu waktu,” kata Jon Stewart.
RUU ini akhirnya disetujui.
Karier Jon Stewart selama 16 tahun sebagai pembawa acara “The Daily Show” membuat Newseum di Washington DC mendedikasikan seluruh pameran ini baginya. Patty Rhule di Newseum mengatakan.
“Komedian politik seperti Jon Stewart dan Trevor Noah memiliki pengaruh sangat besar saat ini. Kami melihat begitu banyak komedian muda yang terinspirasi oleh Jon Stewart. Ini karena mereka membahas isu-isu serius dengan cara humoris. Hal ini membuat seluruh generasi berpikir tentang cara mengakses berita dan menggunakannya sebagai informasi secara berbeda,” kata Patty Rhule.
Alih-alih menyampaikan lelucon, Jon Stewart mengkaji berita secara serius dan bahkan memiliki tim wartawan investigatif yang melakukan riset, menemukan dan menguji fakta.
Patty Rhule menambahkan, “The Daily Show" memiliki dampak sangat penting atas komedi politik di Amerika. Tentu saja sebelum "The Daily Show" ada pertunjukkan-pertunjukkan seperti The Smothers Brothers, juga komedian lain yang membuat lelucon atas isu-isu serius. Tetapi saya kira pertunjukkan Jon Stewart menjadi sangat penting dalam empat kampanye politik, dua perang dan ketika terjadi serangan 11 September. Jadi dalam sejarah, pertunjukkan ini benar-benar sangat signifikan.”
Pada 2015 lalu Jon Stewart mundur dari pertunjukan ini dan menyerahkan kursi panas kepada seorang komedian muda asal Afrika Selatan, Trevor Noah, yang kemudian membuktikan bahwa ia tidak saja berhasil mempertahankan pertunjukan itu tetapi juga menimbulkan kekaguman jutaan penonton Amerika.
November 2020 nanti warga Amerika kembali menyelenggarakan pemilu presiden. Peristiwa yang membuat para komedian memiliki banyak waktu untuk melihat politisi mana yang memiliki selera humor dan mana yang tidak. (em/jm)