Tautan-tautan Akses

Serangan terhadap Aktivis Pro-Demokrasi di Thailand Melonjak


Para aktivis pro-demokrasi Thailand melakukan aksi protes di Bangkok (foto: dok).
Para aktivis pro-demokrasi Thailand melakukan aksi protes di Bangkok (foto: dok).

Anurak Jeantawanich mengenang bagaimana sejumlah laki-laki yang mengenakan helm dan tutup mata mengayunkan pipa-pipa logam dengan cepat dan penuh kegeraman terhadapnya.

Aktivis pro-demokrasi itu baru saja meninggalkan rumahnya di Bangkok bagian selatan pada 25 Mei lalu untuk memimpin demonstrasi menentang dugaan kecurangan dalam pemilu dua bulan sebelumnya, ketika kedua laki-laki yang mengendarai sepeda motor menabraknya di sebuah jalan yang sibuk dan memukulnya.

Anurak mengatakan setelah ia berhasil bangkit, sepeda motor lain menabraknya untuk kedua dan ketiga kalinya.

“Setelah itu saya kira empat orang di antara mereka mendatangi saya dan berupaya memukuli saya, lagi dan lagi,” ujarnya. “Mereka berupaya memukuli saya berulangkali di bagian kepala.”

Sebuah kamera CCTV menangkap serangan berani itu dari kejauhan; menunjukkan bagaimana sekelompok laki-laki itu kembali naik sepeda motor dan melaju kencang, meninggalkan Anurak dalam kondisi luka-luka.

Peristiwa ini adalah salah satu dari tujuh serangan terhadap aktivis yang mengecam junta militer yang kembali berkuasa pada tahun 2014, setelah pemilu 24 Maret mengembalikan pemimpin kudeta Prayuth Chan-ocha ke kursi perdana menteri; demikian menurut organisasi HAM “Thai Lawyers for Human Rights.” Jumlah serangan itu sama dengan yang didokumentasikan kelompok HAM itu 12 bulan menjelang pemilu tersebut.

Aktivis dan kelompok-kelompok HAM mengatakan kemiripan dan waktu serangan itu – baik sebelum atau setelah suatu acara pro-demokrasi – menunjukkan keterlibatan pemerintah.

Serangan terakhir yang terjadi Jum’at lalu (28/6) di Bangkok, membuat aktivis anti-junta militer Sirawith Seritiwat dilarikan ke unit perawatan intensif dengan patah hidung dan beberapa tulang lainnya, memicu gelombang kemarahan terhadap otorita berwenang dan meningkatkan tuntutan akan keadilan.

Police Watch, satu kelompok HAM setempat, menuntut agar Kepala Kepolisian Thailand Chakthip Chaijinda dipecat jika otorita berwenang gagal mempercepat proses penyelidikan untuk menyelesaikan kasus ini. Partai Future Forward, bintang baru oposisi politik progresif di Thailand, mengatakan pihaknya sudah membentuk kelompok kerja untuk menanggapi serangan dan memantau pelecehan terhadap para aktivis.

Meningkatnya kemarahan warga membuat Prayuth Chan-ocha berjanji akan memerintahkan polisi untuk mempercepat penyelidikan terhadap serangan Sirawith. Juru bicara Wakil Perdana Menteri Prawit Wongsuwon, yang juga dikenal sebagai pemimpin militer di Thailand, telah melaksanakan perintah itu.

Berbicara pada VOA, seorang penasehat Prawit, Panitan Wattanayagorn, menolak asumsi bahwa pasukan keamanan mungkin terlibat dalam serangan itu, meskipun penyelidikan masih berlangsung. Tetapi ia mengatakan pemerintah tidak mendapat faedah apapun dari serangan terhadap para aktivis, karena pemerintah tahu persis hal itu akan menjadi bumerang. (em/al)

Recommended

XS
SM
MD
LG