Tautan-tautan Akses

Serangan Taliban, Sedikitnya 17 Tewas


Pasukan keamanan Afganistan di lokasi ledakan bom di Kabul, Afghanistan, 17 September 2019. (Foto: Reuters)
Pasukan keamanan Afganistan di lokasi ledakan bom di Kabul, Afghanistan, 17 September 2019. (Foto: Reuters)

Serangan terbaru Taliban di Afghanistan menewaskan 17 personel pasukan pro-pemerintah. Serangan berlangsung bahkan ketika kelompok Taliban dilaporkan sedang mempertimbangkan gencatan senjata singkat untuk memastikan agar perjanjian penarikan mundur pasukan asing dengan Amerika Serikat disepakati. 

Seorang juru bicara pemerintah Provisin Takhar kepada VOA, Minggu (29/12), mengatakan serangan pada Sabtu (28/12) malam itu menarget sebuah pos keamanan di distrik Bahauddin di timur laut Provinsi Takhar.

Jawad Hejiri mengatakan ketika diserang, pos keamanan itu dikelola oleh milisi pro-pemerintah yang anti-Taliban. Ditambahkannya, sedikitnya empat personel keamanan juga luka-luka dalam bentrokan yang terjadi setelah serangan itu.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengklaim serangan itu menewaskan 21 personel milisi pemerintah, sementara tidak ada korban yang jatuh dari kelompok gerilyawan itu.

Meskipun tengah dilanda musim dingin yang berat, serangan kelompok gerilyawan menunjukkan lonjakan yang tidak biasa dalam sepekan terakhir. Khususnya di bagian utara Afghanistan, yang menewaskan lebih dari 50 personel pasukan Afghanistan. Sementara itu pejabat-pejabat pemerintah mengatakan tindakan pembalasan militer dan operasi kontra-pemberontakan juga telah memakan “korban yang tidak sedikit” pada Taliban.

Aksi kekerasan itu terjadi ketika pemimpin Taliban dilaporkan setuju melakukan gencatan senjata selama satu minggu dengan pasukan asing pimpinan Amerika di negara itu, mulai awal Januari nanti.

Gencatan senjata sementara itu dapat membuka jalan untuk menyelesaikan perjanjian Amerika-Taliban yang sudah lama dinanti-nantikan, tentang penarikan mundur pasukan asing di Afghanistan untuk mengakhiri perang selama 18 tahun itu. Langkah ini juga dapat mendorong dimulainya perundingan Taliban-Afghanistan untuk mengakhiri permusuhan selama puluhan tahun di negara itu.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, Minggu (29/12), memastikan bahwa dewan pimpinan kelompok itu saat ini sedang mengadakan perundingan internal yang intensif tentang berbagai isu, termasuk soal gencatan senjata itu.

Sumber-sumber kelompok Taliban yakin, jika gencatan senjata sementara itu diumumkan, akan mengarah pada segera dimulainya kembali perundingan Amerika-Taliban sehingga kedua musuh dapat menyelesaikan perjanjian tentang penarikan mundur semua pasukan asing dari Afghanistan.

Amerika Serikat telah menghentikan dialog awal bulan ini, menuntut pimpinan Taliban untuk menyetujui gencatan senjata sementara guna mendorong proses perdamaian.

Namun pemerintahan Trump mengatakan proses penarikan mundur akan “tergantung kondisi,” yang berarti kemajuan dalam pembicaraan damai Taliban-Afghanistan akan menentukan laju penarikan mundur pasukan asing tersebut.

Amerika telah mengisyaratkan akan mengurangi jumlah pasukannya di Afghanistan dari 12 ribu personel saat ini menjadi 8.600 orang. Sekutu-sekutu NATO menempatkan sekitar 8 ribu personel tentara di negara itu. [em/ii]

XS
SM
MD
LG