Tautan-tautan Akses

Serangan Rudal Rusia di Odesa, 14 Luka-Luka


Petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi gedung yang terbakar pasca serangan drone Rusia di Odesa, Ukraina, Selasa, 23 April 2024. (Foto: via AP)
Petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi gedung yang terbakar pasca serangan drone Rusia di Odesa, Ukraina, Selasa, 23 April 2024. (Foto: via AP)

Para pejabat Ukraina mengatakan sebuah serangan rudal Rusia pada Kamis (2/5) di sebuah fasilitas pos di Odesa, kota di bagian selatan Ukraina, menyebabkan 14 orang mengalami luka-luka.

Ini adalah serangan ketiga yang menghantam kota itu pekan ini, termasuk serangan-serangan yang menewaskan delapan orang.

Gubernur Odesa Oleh Kiper mengatakan, serangan terbaru ini merupakan kejahatan lainnya yang dilakukan Rusia terhadap warga sipil Ukraina.

Rusia telah membantah menarget warga sipil dalam invasinya ke Ukraina. Tetapi Rusia telah berulang kali menghantam kota-kota Ukraina dengan drone dan rudal selama serangan dua tahun lebih.

Para pejabat Rusia melaporkan serangan drone-drone Ukraina pada hari Kamis menargetkan beberapa wilayah.

Orang-orang melihat gedung lembaga pendidikan yang terbakar pasca serangan rudal Rusia, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di Odesa, Ukraina, 29 April 2024. (Foto: REUTERS/Sergey Smolentsev)
Orang-orang melihat gedung lembaga pendidikan yang terbakar pasca serangan rudal Rusia, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di Odesa, Ukraina, 29 April 2024. (Foto: REUTERS/Sergey Smolentsev)

Gubernur Oryol Andrei Klychkov, mengatakan pertahanan udara Rusia mencegat drone Ukraina di dua distrik. Namun, serangan menyebabkan infrastruktur energi rusak dan terjadi pemadaman listrik di daerah itu.

Di Smolensk, gubernur Vaisly Anokhin mengatakan drone-drone Ukraina berusaha menyerang sebuah fasilitas energi.

Gubernur Kursk Roman Staravoit mengatakan pasukan Rusia berhasil menembak jatuh sebuah drone Ukraina di sana, tetapi serangan juga merusak saluran listrik.

Sementara itu, AS pada Rabu (1/5) menuduh Rusia melanggar larangan bahan kimia global dengan menggunakan kloropikrin, zat yang menyebabkan sesak napas, terhadap pasukan Ukraina.

Departemen Luar Negeri AS juga menuduh Rusia menggunakan zat-zat pengendali huru-hara “sebagai metode peperangan” di Ukraina.

“Penggunaan bahan-bahan kimia semacam itu bukan sebuah insiden tersendiri dan kemungkinan digerakkan oleh keinginan pasukan Rusia untuk mengusir pasukan Ukraina dari posisi-posisi yang dibentengi dan untuk mencapai keuntungan taktis di medan tempur,” kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.

Selain itu, pasukan Rusia telah menggunakan granat bermuatan gas aiar mata CS dan CN, kata militer Ukraina. Militer mengatakan sedikitnya 500 tentara Ukraina telah dirawat karena terpapar bahan beracun, dan satu orang tewas karena sesak napas akibat terkena gas air mata. [uh/em]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG