Tautan-tautan Akses

Serangan Militan di Thailand Selatan, 4 Sukarelawan Paramiliter Tewas


Petugas mengangkut jenazah sukarelawan paramiliter yang tewas pasca serangan di bagian selatan Thailand hari Kamis (10/1).
Petugas mengangkut jenazah sukarelawan paramiliter yang tewas pasca serangan di bagian selatan Thailand hari Kamis (10/1).

Empat sukarelawan paramiliter di bagian selatan Thailand tewas hari Kamis (10/1), serangan terbaru di kawasan yang sejak tahun 2004 kerap dikoyak pemberontakan kelompok separatis.

Sejumlah penyerang yang tidak diketahui jumlahnya dan menyamar dengan mengenakan pakaian seperti aparat keamanan, mendekati sekelompok sukarelawan pertahanan sipil bersenjata yang sedang menjaga sekolah di propinsi Pattani dan menembak mati mereka Kamis (10/1) siang, demikian keterangan yang disampaikan Letkol. Wicha Nupannoi. Sebelum melarikan diri, para penyerang merampas empat senjata serbu jenis HK33 dari korban dan menabur paku serta benda tajam lain untuk memperlambat pengejaran aparat.

Menurut kelompok riset Deep South Watch yang memantau kawasan itu, tiga provinsi di bagian paling selatan Thailand yang mayoritas dihuni warga Budha – Pattani, Yala dan Narathiwat – telah dilanda pemberontak kelompok Muslim sejak tahun 2004, yang menewaskan sedikitnya tujuh ribu orang.

Sebelumnya pada hari Selasa (8/1) sebuah bom di luar sekolah dan sebuah mobil yang memuat bom meledak di dekat propinsi Songkhla, melukai seorang siswa berusia 12 tahun, seorang penjaga keamanan dan seorang petugas medis. Serangan-serangan serupa terjadi sepanjang akhir Desember lalu. Sebagian serangan menarget Songkhla yang sebelumnya memang kerap dikoyak berbagai aksi kekerasan.

Serangan itu terjadi di tengah upaya revitalisasi perundingan damai antara pemerintah Thailand dan kelompok-kelompok pemberontak. Sebagian analis mengatakan kelompok militan yang paling besar “Barisan Revolusi Nasional BRN” tidak ikut ambil bagian dalam serangan-serangan itu.

FILE - Thai Deputy Prime Minister and Defense Minister Prawit Wongsuwan.
FILE - Thai Deputy Prime Minister and Defense Minister Prawit Wongsuwan.

Menteri Pertahanan Thailand Prawit Wongsuwan menilai BRN terlibat dalam serangan hari Selasa. Ia mengatakan otorita berwenang akan meningkatkan upaya untuk mencegah terulangnya serangan serupa.

Human Rights Watch yang berkantor di New York mengecam pemboman-pemboman itu dan juga menyalahkan BRN.

“Para pemberontak menarget staf sekolah yang menjadi simbol pendudukan negara mayoritas Budha terhadap wilayah Melayu-Muslim. Mereka kerap menarget personil keamanan yang ditugaskan untuk mengamankan jalan masuk bagi siswa dan guru dari dan ke sekolah, atau melindungi halaman sekolah,” ujar Human Rights Watch hari Kamis.

Ditambahkan, “para gerilyawan menyerang sekolah dan klinik medis untuk melukai dan menakut-nakuti warga Budha, mengendalikan populasi Muslim dan mendiskreditkan otorita Thailand,” ujar Brad Adams, Direktur Human Rights Watch Untuk Kawasan Asia dalam pernyataan tertulisnya. “Apapun alasannya, menarget warga sipil tidak dapat dibenarkan dan merupakan suatu kejahatan perang.” (em)

Recommended

XS
SM
MD
LG