Tautan-tautan Akses

Seorang Perempuan Muslim Diusir dari Kampanye Trump


Donald Trump saat kampanye di Ottumwa, Iowa, Sabtu, 9 Januari 2016.
Donald Trump saat kampanye di Ottumwa, Iowa, Sabtu, 9 Januari 2016.

Seorang perempuan Muslim yang mengenakan hijab dipaksa meninggalkan kampanye kepresidenan Donald Trump pada hari Jumat (8/1), setelah ia melancarkan protes dengan diam terhadap kandidat unggulan partai Republik itu, yang pada Desember lalu menyerukan larangan bagi Muslim untuk memasuki Amerika Serikat.

Polisi mengawal Rose Hamid yang berusia 56 tahun keluar dari rapat umum di Rock Hill, South Carolina, setelah ia dan seorang lainnya berdiri diam sewaktu Trump berbicara mengenai pengungsi Suriah yang memasuki Amerika Serikat. Menurut CNN, Hamid duduk di posisi persis di belakang Trump dan berdiri sewaktu Trump mengatakan bahwa warga Suriah yang melarikan diri dari perang di negara itu terkait dengan kelompok teror Negara Islam (ISIS).

Tayangan televisi memperlihatkan Hamid mengenakan hijab serta kaos bertulisan, “Salam. Saya datang dengan damai.” Sebuah Bintang Daud kuning dijahit di bajunya. Ini mengingatkan pada lencana yang dipaksa untuk dikenakan warga Yahudi selama Holocaust. Kata “Muslim” tercetak pada bintang tersebut.

Video itu juga memperlihatkan Hamid dikawal keluar dari rapat tersebut sementara para pendukung Trump melambai-lambaikan poster yang memuat nama Trump. Beberapa di antara mereka ada yang mengolok-olok Hamid.

Hamid kemudian mengatakan kepada CNN bahwa seorang lelaki berteriak, “Keluar. Kamu punya bom? Apakah kamu punya bom?” Hamid juga mengatakan bahwa sewaktu ia dikawal keluar, seorang perempuan mendekati dan menyalaminya serta berkata, “Saya sungguh menyesal hal ini terjadi pada Anda.” Hamid mengatakan kepada CNN bahwa ia sungguh-sungguh meyakini bahwa jika masyarakat mulai saling memahami, mereka tidak akan lagi takut satu sama lain. Ia mengatakan insiden itu merupakan contoh jelas mengenai apa yang terjadi sewaktu “kita mulai menggunakan retorika kebencian ini dan bagaimana retorika tersebut dapat menghasut massa.”

Kelompok advokasi Muslim terkemuka, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mencela insiden tersebut dan meminta Trump agar meminta maaf, dengan menyatakan, “Gambaran mengenai seorang perempuan Muslim diperlakukan buruk dan diusir dari rapat politik memberi pesan mengerikan bagi Muslim Amerika.” Belum ada komentar langsung dari kubu kampanye Trump, meskipun Trump, sewaktu mengomentari keributan itu, dikutip mengatakan, “Ada kebencian luar biasa terhadap kita. Itu kebencian mereka, bukan kebencian kita.” [uh]

XS
SM
MD
LG