Tautan-tautan Akses

Selangkah Lagi, Partai Republik Kuasai DPR AS


Pemandangan gedung Capitol yang terletak di Washington, AS, dalam foto yang diambil pada 11 November 2022. (Foto: AP/J. Scott Applewhite)
Pemandangan gedung Capitol yang terletak di Washington, AS, dalam foto yang diambil pada 11 November 2022. (Foto: AP/J. Scott Applewhite)

Partai Republik selangkah lagi akan merebut kendali di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat di sesi berikutnya, yang mulai menjabat pada Januari 2023.

Hingga laporan ini disampaikan, Partai Republik telah memenangkan 212 kursi, sementara Partai Demokrat meraih 204 kursi. Kedua partai bersaing sengit mendapatkan 218 kursi di majelis yang beranggotakan 435 anggota itu.

Tetapi para analis pemilu mengatakan sebagian besar penghitungan suara di 19 lokasi yang tersisa tampaknya akan menguntungkan Partai Republik, yang memungkinkan mereka merebut kendali dari mayoritas Partai Demokrat saat ini.

Presiden Joe Biden, dari Partai Demokrat, mengakui hal itu. Dalam konferensi pers seusai pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 di Bali pada Senin (14/11). Biden mengatakan “saya kira selisih suara kita akan sangat tipis di DPR. Saya pikir akan sangat tipis, tetapi saya kira kita (Partai Demokrat.red) tidak akan berhasil.”

Partai Republik mungkin masih harus menunggu beberapa hari hingga proses penghitungan suara yang membosankan selesai dilakukan dan mencapai mayoritas 218 kursi. Ketika menguasai DPR, Partai Republik diperkirakan akan melancarkan penyelidikan terhadap kesalahan langkah pemerintah Biden selama dua tahun pertama pemerintahannya, seperti saat penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan pertengahan Agustus 2021 lalu, dan masuknya ribuan migran yang melintasi perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko.

Meskipun selisih suara di DPR ini sangat tipis dibanding perkiraan para pejabat Partai Republik sebelum pemungutan suara 8 November lalu, Partai Republik diperkirakan juga akan merundingkan isu-isu strategis dengan Senat yang dikuasai Partai Demokrat. Terutama dalam alokasi pengeluaran pemerintah, kebijakan perubahan iklim, lanjutan bantuan bagi Ukraina dalam perangnya melawan Rusia, dan beberapa isu penting lain.

Demokrat Kembali Kuasai Senat

Partai Demokrat telah berhasil mempertahankan suara mayoritas di Senat akhir pekan lalu, ketika merebut kursi ke-50 di majelis yang beranggotakan 100 orang itu, dan memungkinkan Wakil Presiden Kamala Harris – sebagai ketua majelis itu – untuk sesekali memberikan suara demi mulusnya agenda Partai Demokrat pada undang-undang yang dinilai kontroversial.

Kebanyakan analis politik di Amerika Serikat memperkirakan ketika sisa suara untuk kursi di DPR dihitung, Partai Republik kemungkinan akan menang tipis dengan meraih 222 kursi, sementara Partai Demokrat 219 kursi; atau jauh di bawah perkiraan awal para pemimpin Partai Republik yang memperkirakan akan menguasai mayoritas dengan selisih 30 kursi.

Sebelum pemungutan suara berlangsung pada 8 November lalu, lembaga-lembaga survei dan analis-analis politik Amerika Serikat telah secara luas memperkirakan munculnya “gelombang merah” yang menandakan kemenangan Partai Republik di DPR, dan juga kemungkinan pengambilalihan Senat.

Pemimpin Partai Demokrat di Senat, Chuck Schummer, yang yakin akan tetap memimpin mayoritas di majelis itu menyebut perolehan suara saat ini sebagai “pembenaran” bagi Partai Demokrat dan agenda-agenda mereka.

Faktor Trump

Sebagian anggota Partai Republik mengatakan Donald Trump, yang masih dinilai sebagai tokoh besar di Partai Republik, telah menimbulkan kerugian besar dalam pemilu paruh waktu tahun 2018 yang dilangsungkan di tengah masa jabatannya sebagai presiden, juga dalam kekalahannya di pemilu presiden tahun 2020, dan kini di pemilu paruh waktu tahun 2022.

Meskipun demikian Trump telah mengisyaratkan bahwa ia berencana mengumumkan pencalonan dirinya kembali sebagai calon presiden tahun 2024 pada Selasa (15/11).

Trump sendiri kini sedang menghadapi beberapa penyelidikan kriminal federal dan negara bagian atas perannya dalam mencoba mengubah kekalahannya dalam pemilu tahun 2020, juga soal apakah ia mengobarkan kerusuhan di Kongres pada 6 Januari 2021, dan apakah ia telah secara ilegal membawa dokumen-dokumen keamanan nasional yang sangat rahasia di kediamannya di Florida setelah meninggalkan Gedung Put

Sejauh ini belum ada tuntutan pidana yang diajukan terhadap presiden ke-45 Amerika Serikat itu. [em/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG