Tautan-tautan Akses

Sekjen PBB ke Israel: 196 Pekerja Bantuan Terbunuh, Mengapa?


Sebuah kendaraan yang digunakan pegawai World Central Kitchen (WCK), termasuk warga asing, tewas dalam serangan udara Israel di Deir Al-Balah, di Gaza tengah, Jalur Gaza, 2 April 2024. (Foto: REUTERS/Ahmed Zakot)
Sebuah kendaraan yang digunakan pegawai World Central Kitchen (WCK), termasuk warga asing, tewas dalam serangan udara Israel di Deir Al-Balah, di Gaza tengah, Jalur Gaza, 2 April 2024. (Foto: REUTERS/Ahmed Zakot)

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Jumat (5/4) menyerukan dilakukannya penyelidikan independen atas kematian 196 pekerja bantuan di Jalur Gaza selama perang Israel-Hamas berkecamuk. Ia berharap Israel dapat segera dan efektif meningkatkan akses terhada[ bantuan.

Kemarahan dunia terhadap situasi kemanusiaan di wilayah pendudukan Palestina yang dihuni oleh 2,3 juta orang semakin meningkat setelah tiga serangan udara Israel pada Senin yang mengakibatkan tujuh pekerja World Central Kitchen (WCK) tewas. WCK adalah sebuah badan amal pangan yang berbasis di AS.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berbicara kepada pers di markas besar PBB di New York pada 5 April 2024. (Foto: AFP)
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berbicara kepada pers di markas besar PBB di New York pada 5 April 2024. (Foto: AFP)

Israel membalas serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel. Dalam serangan itu, Hamas disebut telah menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang. Otoritas kesehatan Gaza mengatakan Israel membunuh lebih dari 33.000 orang sejak itu.

Militer Israel pada Jumat menyatakan penyelidikan mereka terhadap serangan terhadap konvoi bantuan itu mengungkap adanya kesalahan serius dan pelanggaran prosedur.

“Pemerintah Israel telah mengakui kesalahannya,” kata Guterres. "Namun, masalah inti bukanlah siapa yang membuat kesalahan, tetapi strategi militer dan prosedur yang ada yang memungkinkan kesalahan-kesalahan tersebut berkali-kali terulang."

“Memperbaiki kegagalan tersebut membutuhkan penyelidikan independen serta perubahan yang signifikan dan dapat diukur di lapangan,” ujarnya, tanpa menyebutkan secara spesifik siapa yang harus melakukan penyelidikan tersebut. “Sebanyak 196 pekerja kemanusiaan tewas terbunuh, dan kami ingin mengetahui penyebab pasti dari setiap kematian mereka.”

Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang bertemu pada Jumat untuk membahas kelaparan yang akan terjadi di Gaza dan serangan terhadap pekerja bantuan.

"Jika kami berada di wilayah utara Gaza, kami sebagai kelompok 15 orang akan mengalami kelaparan," kata Samuel Zbogar, Duta Besar Slovenia untuk PBB. "Sepuluh dari kami akan menjalani hari dan malam tanpa makanan. Dan setengah dari kami sangat bergantung pada bantuan kemanusiaan."

Tujuh pekerja bantuan WCK yang tewas di Gaza, Senin, 1 April 2024. (Foto: WCK via AP)
Tujuh pekerja bantuan WCK yang tewas di Gaza, Senin, 1 April 2024. (Foto: WCK via AP)

Dapat Dihindari

Duta Besar Inggris untuk PBB Barbara Woodward mengatakan para pekerja bantuan sosial tidak boleh menjadi sasaran. Ia menekankan: "Israel harus berbuat lebih banyak untuk melindungi mereka dan menjamin keselamatan mereka sehingga mereka dapat memberikan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa."

Israel akhirnya menyetujui pembukaan kembali penyeberangan Erez ke utara Gaza dan penggunaan sementara pelabuhan Ashdod di selatan Israel setelah Presiden AS Joe Biden menegaskan perlunya sejumlah langkah untuk mengurangi krisis kemanusiaan di Gaza. Biden juga menyatakan bahwa dukungan AS terhadap Israel bisa saja dikondisikan jika negara tersebut tidak mengambil tindakan yang diperlukan.

“Ketika pintu bantuan ditutup, pintu menuju kelaparan terbuka. Lebih dari separuh penduduk – lebih dari satu juta orang – menghadapi bencana kelaparan. Anak-anak di Gaza saat ini sekarat karena kekurangan makanan dan air,” kata Guterres kepada wartawan.

"Ini adalah sesuatu yang tidak dapat dipahami, dan sepenuhnya dapat dihindari," ujarnya.

Guterres juga menyatakan bahwa ia "sangat terganggu" dengan laporan tentang militer Israel yang menggunakan kecerdasan buatan atau AI untuk mengidentifikasi target pengemboman di Gaza. Militer Israel membantah tudingan tersebut.

"Keputusan hidup dan mati yang berdampak pada seluruh keluarga tidak seharusnya diserahkan kepada perhitungan algoritma yang tidak memiliki emosi," kata Guterres.

"Selama enam bulan terakhir, tindakan militer Israel menyebabkan kematian dan kehancuran yang tak berujung bagi warga Palestina di Gaza," sambung Guterres. "Kehidupan terpuruk. Penghormatan terhadap hukum humaniter internasional hancur berantakan.” [ah/ft]

Forum

XS
SM
MD
LG