Tautan-tautan Akses

Sejumlah Pengungsi Ukraina Berhasil Keluar dari Kota yang Dikepung Rusia


Warga lokal di Mariupol menerima bantuan berupa roti pada 4 April 2022. Pemberian bantuan dilakukan di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina di mana pasukan Rusia masih menguasai kota pelabuhan tersebut. (Foto: Reuters/Chingis Kondarov)
Warga lokal di Mariupol menerima bantuan berupa roti pada 4 April 2022. Pemberian bantuan dilakukan di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina di mana pasukan Rusia masih menguasai kota pelabuhan tersebut. (Foto: Reuters/Chingis Kondarov)

Sebuah konvoi Palang Merah tiba di kota Zaporizhzhia, Ukraina selatan, pada Rabu (6/4) setelah gagal mencapai kota pelabuhan Mariupol yang terkepung, demikian dilaporkan seorang wartawan AFP yang berada di tempat kejadian.

Ditemani oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC), tujuh bus dan sedikitnya 40 mobil pribadi tiba di kota itu membawa ratusan pengungsi dari daerah-daerah yang diduduki Rusia, yang merupakan evakuasi internasional pertama yang berhasil, enam minggu setelah perang dimulai.

ICRC mengatakan sebagian besar orang yang tiba itu sebenarnya dari Mariupol, yang masih dikuasai oleh pasukan Ukraina, tetapi mereka telah dievakuasi dari kota Berdiansk yang dikuasai Rusia.

Juru bicara ICRC Lucile Marbeau mengatakan kepada kantor berita AFP, “Kami telah mendengar orang-orang mengatakan bagaimana mereka harus keluar dari Mariupol. Di Mariupol masih belum ada makanan, tidak ada air, tidak ada listrik.”

Marbeau menjelaskan bahwa “hampir tidak ada sambungan komunikasi” bagi warga untuk dapat menghubungi keluarga mereka atau mencoba mencari jalan keluar.

Para pengungsi mengatakan butuh sekitar 26 jam untuk konvoi melakukan perjalanan ke Zaporizhzhia melalui beberapa pos pemeriksaan. Mereka mengatakan orang-orang diturunkan dari bus dan dalam banyak kasus dilucuti pakaian mereka ketika tentara Rusia mencari tato militer atau bekas pada kulit yang menunjukkan bahwa mereka sebelumnya memanggul senjata.

Pasukan Rusia akhir bulan lalu menyerang fasilitas Palang Merah di kota itu, yang merupakan tempat tinggal bagi setengah juta orang sebelum perang terjadi, di mana para pejabat telah memperingatkan tentang adanya bencana kemanusiaan.

Diperkirakan saat ini 120.000 orang masih berada di Mariupol dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, pada Rabu (6/4), mengatakan dia yakin Rusia berusaha menyembunyikan bukti “ribuan” orang yang telah tewas dan ribuan lainnya yang terluka di wilayah tersebut.

Pejabat hak asasi manusia Ukraina Lyudmila Denisova mengatakan di Telegram, pada Rabu (6/4), dengan mengutip kesaksian para saksi, bahwa pasukan Rusia telah membawa krematorium bergerak dan alat berat lainnya untuk membersihkan puing-puing di kota itu. [lt/ka]

XS
SM
MD
LG