Tautan-tautan Akses

Sehari Setelah Bantuan Tiba, Serangan Dimulai Lagi di Suriah


Foto yang dirilis Rabu 7 Maret 2018 oleh kantor berita resmi Suriah, SANA, menunjukkan para serdadu pemerintah Suriah, mengacungkan tanda kemenangan saat mereka maju selama pertempuran melawan para pemberontak Suriah di Ghouta bagian timur, Suriah (foto: SANA via AP)
Foto yang dirilis Rabu 7 Maret 2018 oleh kantor berita resmi Suriah, SANA, menunjukkan para serdadu pemerintah Suriah, mengacungkan tanda kemenangan saat mereka maju selama pertempuran melawan para pemberontak Suriah di Ghouta bagian timur, Suriah (foto: SANA via AP)

Pasukan pemerintah Suriah merebut lagi bagian-bagian Ghouta timur, pinggiran kota Damaskus yang dikuasai pasukan pemberontak.

Syrian Observatory for Human Rights, organisasi HAM yang berbasis di Inggris, melaporkan hari Sabtu pasukan pemerintah merebut kota Mesraba, 10 kilometer sebelah timur Damaskus. Laporan itu diperselisihkan, tetapi jika benar, perkembangan semacam itu akan memecah Ghouta menjadi tiga bagian yang terisolasi, melemahkan cengkeraman pemberontak di wilayah tersebut.

Presiden Suriah Bashar al-Assad terus melancarkan serangan yang hampir tanpa henti ke Ghouta timur dalam beberapa pekan ini guna menekan pemberontak agar menyerahkan senjata dan pergi dalam apa yang disebut "kesepakatan evakuasi."

Hari Jumat, stasiun televisi pemerintah Suriah menayangkan video berupa 13 laki-laki berjanggut yang dikatakan sebagai pejuang pemberontak pertama yang menyerahkan senjata dan meninggalkan daerah itu secara sukarela. Video tersebut menunjukkan orang-orang itu menaiki bus yang juga mengangkut tentara Rusia. Rusia, yang mendukung Assad, menawarkan jalur aman bagi para pejuang oposisi di Ghouta yang menyerah kepada pemerintah.

Hari Jumat, pekerja bantuan terpaksa menunggu pertempuran berat berhenti sejenak untuk mengirim konvoi bantuan kemanusiaan kepada warga sipil yang terjebak di daerah tersebut.

Syrian Observatory juga melaporkan kematian warga sipil di Ghouta timur kini lebih dari 1.000 sejak serangan pemerintah dimulai hampir tiga minggu lalu. Jumlah itu naik menjadi 1.002 warga sipil setelah delapan orang tewas hari Sabtu di kota-kota Harasta dan Arbin. [ka/al]

XS
SM
MD
LG