Tautan-tautan Akses

Sedikitnya 26 Tenggelam Ketika Mengungsi dari Rakhine, Myanmar


Wara etnis Rohingya mengungsi dengan perahu melewati sungai Buthidaung, Myanmar (foto: ilustrasi). Sedikitnya tiga perahu yang mengangkut pengungsi Rohingya dari Myanmar ke Bangladesh tenggelam, menewaskan 26 orang.
Wara etnis Rohingya mengungsi dengan perahu melewati sungai Buthidaung, Myanmar (foto: ilustrasi). Sedikitnya tiga perahu yang mengangkut pengungsi Rohingya dari Myanmar ke Bangladesh tenggelam, menewaskan 26 orang.

Sedikitnya 26 warga Rohingya tewas hari Kamis (31/8) ketika kapal-kapal yang mengangkut mereka dari Myanmar ke Bangladesh tenggelam. Penjaga pantai Bangladesh telah menemukan jenazah-jenazah, banyak di antaranya anak-anak. Meningkatnya kekerasan di negara bagian Rakhine telah mendorong minoritas Muslim Rohingya mengarungi perairan berbahaya dengan perahu-perahu seadanya untuk mengungsi ke Bangladesh.

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan sedikitnya 18.000 etnik Muslim Rohingya telah menyelamatkan diri ke Bangladesh dalam sepekan terakhir.

Pekan lalu, sekelompok gerilyawan minoritas Rohingya menyerang setidaknya dua lusin pos polisi di negara bagian Rakhine, Myanmar, memicu pertempuran dengan pasukan keamanan yang menyebabkan lebih dari 100 orang tewas.

Ratusan orang terdampar di daerah tak bertuan di perbatasan kedua negara tersebut, kata Organisasi Internasional untuk Migrasi, IOM. Foto satelit yang diamati oleh, organisasi HAM, Human Rights Watch, yang berkantor di AS menunjukkan, banyak rumah di negara bagian Rakhine utara dibakar.

Sebagian besar dari 1 juta warga Muslim Rohingya tinggal di negara bagian Rakhine utara. Mereka menghadapi penganiayaan berat di negara mayoritas Buddhis itu, yang menolak mengakui mereka sebagai minoritas etnis asli yang sah, sehingga menyebabkan mereka tidak memiliki kewarganegaraan dan hak-hak mendasar.

Beberapa umat Budha dan Hindu juga melarikan diri dari kekerasan itu. Lebih dari 400 penduduk Hindu di negara bagian Rakhine menyeberang ke Bangladesh, setelah diserang oleh orang-orang bersenjata, kata pejabat dan korban yang selamat.

Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley hari Kamis mendesak pasukan keamanan di Myanmar untuk mematuhi hukum internasional dan menghindari penyerangan terhadap warga sipil yang tidak berdosa, ketika berusaha mencegah kekerasan lebih lanjut oleh Gerilyawan Rohingya di negara bagian Rakhine.

Haley mengutuk serangan baru-baru ini oleh Arakan Rohingya Salvation Army atau Pasukan Penyelamat Rohingya Arakan, namun menambahkan "ketika aparat keamanan Myanmar bertindak untuk mencegah kekerasan lebih lanjut, mereka bertanggung jawab untuk mematuhi hukum kemanusiaan internasional, termasuk menahan diri dari menyerang warga sipil dan pekerja kemanusiaan yang tidak berdosa."

Dia mendesak pasukan keamanan untuk memberi jaminan bahwa bantuan sampai kepada mereka yang membutuhkan dan juga menjamin hak semua masyarakat. ​ [vm/ps]

Recommended

XS
SM
MD
LG