Tautan-tautan Akses

Serangan Bunuh Diri Tewaskan 25 Orang di Afghanistan Timur 


Tentara Nasional Afghanistan (ANA) tiba di lokasi serangan militan di Jalalabad, Afghanistan, 11 Juli 2018. (Foto: dok).
Tentara Nasional Afghanistan (ANA) tiba di lokasi serangan militan di Jalalabad, Afghanistan, 11 Juli 2018. (Foto: dok).

Serangan bom bunuh diri hari Selasa (11/9) di provinsi Nangarhar, Afghanistan Timur, menewaskan sedikitnya 25 orang dan mencederai sekitar 60 lainnya.

Juru bicara pemerintah provinsi, Attaullah Khogyani, mengatakan kepada VOA, pengeboman itu terjadi di distrik terpencil Mohmand Dara. Ia memperkirakan jumlah korban akan bertambah. Khogyani mengatakan para korban sedang melancarkan protes di desa Daka untuk menuntut pemecatan seorang komandan polisi setempat sewaktu pelaku beraksi.

Taliban membantah terlibat dalam serangan itu.

Beberapa jam sebelumnya, serangan bom menghantam tiga sekolah di ibukota provinsi, Jalalabad. Sedikitnya satu anak tewas dan beberapa orang lainnya cedera, kata seorang juru bicara dari direktorat pendidikan Nangarhar kepada VOA.

Mohmand Dara Afghanistan.
Mohmand Dara Afghanistan.

Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan-serangan di Jalalabad, di mana hampir semua serangan bom dan serangan militan terhadap warga sipil dan fasilitas-fasilitas pendidikan yang berlangsung belakangan ini diklaim dilakukan oleh ISIS.

Afiliasi ISIS di Afghanistan, yang dikenal sebagai kelompok IS Khorasan Province (ISK-P), dan pemberontak Taliban sama-sama memiliki markas di Nangarhar, di dekat perbatasan dengan negara tetangga, Pakistan.

Pemberontak Taliban melancarkan serangan-serangan sejak Sabtu, berfokus di provinsi-provinsi bagian utara Afghanistan. Serangan itu dilaporkan menewaskan 140 aparat keamanan Afghanistan dan menambah wilayah yang berada di bawah kontrol pemberontak.

Meningkatnya kekerasan terjadi di tengah-tengah kemarau parah.

Kantor Urusan Kemanusiaan PBB di Afghanistan menyatakan konflik dan kemarau telah menyebabkan setengah juta warga Afghanistan mengungsi sejak awal tahun ini.

Menurut lembaga tersebut, mereka yang mengungsi akibat kemarau telah mencapai jumlah 275 ribu orang, lebih banyak 52 ribu orang daripada jumlah orang yang mengungsi akibat konflik pada tahun 2018. [uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG