Tautan-tautan Akses

S&P 500 Catat Rekor Tertinggi Sepanjang Masa


Indeks saham Hong Kong di Bursa Efek Hong Kong, Selasa 18 Agustus 2020.
Indeks saham Hong Kong di Bursa Efek Hong Kong, Selasa 18 Agustus 2020.

Perusahaan pelayaran terbesar dunia, AP Moller-Maersk yang berpusat di Kopenhagen, Denmark, hari Rabu (19/8) mengatakan bisnisnya hanya turun sedikit dalam triwulan kedua walaupun pandemi Covid-19 mengacaukan permintaan global. Tetapi, ditambahkan, prospek perdagangan sangat tidak pasti.

CEO Soeren Skou mengatakan, mengingat kondisi ekonomi saat ini, bisnisnya tetap kuat. “Kami berada dalam posisi yang baik secara finansial dan strategis untuk keluar dari krisis.”*

Berita lain, pasar saham dunia menguat hari Rabu (19/8) setelah S&P 500 mencatat rekor tertinggi sepanjang masa. Penjualan untuk penyerahan kemudian di Amerika kembali naik Rabu pagi.

Di Eropa, indeks saham DAX Frankfurt, naik 0,3 persen menjadi 12.921, indeks CAC 40 di Paris juga 0,2 persen lebih tinggi, menjadi 4.946, dan indeks saham finansial London naik 0,2 persen menjadi 6.095.

Ketegangan perdagangan antara Amerika dan China meredam sentimen investor setelah Presiden Donald Trump mengatakan ia menunda pembicaraan pertemuan virtual yang dijadwalkan akhir pekan lalu. Trump dikutip mengatakan "Saat ini saya tidak ingin berurusan dengan mereka."

Indeks saham Hang Seng Hong Kong turun 0,9 persen menjadi 25.138. Bursa dibuka terlambat dan hanya sebentar karena sedang terjadi badai tropis. Sementara itu, indeks komposit Shanghai turun 1,2 persen menjadi 3.408.

Indeks Nikkei 225 Jepang di papan perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin, 17 Agustus 2020.
Indeks Nikkei 225 Jepang di papan perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin, 17 Agustus 2020.

Indeks saham Nikkei, Tokyo, naik 0,3 persen menjadi 23.121 setelah negara itu melaporkan ekspornya turun 19 persen bulan Juli, dibanding tahun sebelumnya. Tetapi, itu lebih baik daripada perkiraan, dan malahan meningkat dari penurunan sebelumnya, 26,2 persen pada Juni.

Kekhawatiran akan ketegangan perdagangan antara Amerika dan China, yang mengancam akan semakin mengganggu perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu, pada awalnya menarik turun indeks komposit Shanghai tetapi pada sore hari, indeks tersebut ditutup naik kurang dari 0,1 persen menjadi 3.452.

Indeks saham-saham teknologi belakangan ini melemah di tengah kekhawatiran China akan membalas tindakan Amerika terhadap produsen peralatan jaringan telekomunikasi Huawei, perusahaan media sosial ByteDance dan raksasa teknologi China lainnya dengan menarget pembuat chip Amerika dan produsen-produsen lainnya.

Meskipun ekonomi dan pasar tidak sejalan, investor tampaknya diyakinkan oleh dukungan bank sentral Amerika (Federal Reserve) dan Kongres. Dukungan bantuan triliunan dolar yang belum pernah terjadi itu menjaga perekonomian tidak semakin terpuruk dan mencegah krisis keuangan yang parah. [ka/ii]

Recommended

XS
SM
MD
LG