Rusia pada hari Jumat menyambut baik kemenangan Presiden Suriah Bashar al-Assad setelah ia mengklaim terpilih kembali dengan kemenangan telak dalam pemilu yang dikritik oleh oposisi dan negara-negara Barat.
"Kemenangan yang menentukan diraih oleh kepala negara yang sedang menjabat," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataannya.
"Kami memandang pemilu sebagai urusan kedaulatan Republik Arab Suriah dan langkah penting untuk memperkuat stabilitas internalnya," tambah pernyataan tersebut.
Pemungutan suara kontroversial yang memperpanjang cengkeraman Assad pada kekuasaan itu adalah yang kedua sejak dimulainya konflik sipil selama satu dekade yang telah menewaskan lebih dari 388.000 orang, membuat jutaan orang mengungsi, dan menghancurkan infrastruktur negara itu.
Menjelang pemilu, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, dan Italia mengatakan bahwa pemungutan suara itu tidak bebas dan tidak adil, sementara oposisi yang terfragmentasi di Suriah menyebutnya sebagai lelucon.
Rusia telah menjadi sekutu utama rezim Suriah dalam konflik tersebut, dan intervensinya dalam perang pada September 2015 dipandang telah mengubah gelombang pertempuran sehingga menguntungkan Assad.
Kementerian Luar Negeri Rusia menggambarkan pernyataan Barat yang mempertanyakan keabsahan pemilu sebagai upaya lain untuk mencampuri urusan dalam negeri Suriah dengan tujuan untuk menggoyahkannya.
"Tidak ada yang memiliki hak untuk mendikte Suriah kapan dan dalam kondisi apa mereka harus memilih kepala negara mereka," katanya. [ab/uh]