Tautan-tautan Akses

Rusia Dituduh Mencuri Hasil Penelitian Virus Corona Negara-Negara Barat


Ilustrasi seorang pria sedang bekerja di laptopnya sementara kode-kode siber terpampang di layar, dalam foto ilustrasi 13 Mei 2017.
Ilustrasi seorang pria sedang bekerja di laptopnya sementara kode-kode siber terpampang di layar, dalam foto ilustrasi 13 Mei 2017.

Para pejabat Amerika, Inggris, dan Kanada, Kamis (16/7), menuduh Rusia berada di balik peretasan dunia maya besar-besaran dan berkelanjutan untuk mencuri informasi dari perusahaan farmasi dan institusi akademik Barat yang melakukan penelitian tentang vaksin virus corona dan pengobatannya.

Dalam sebuah pernyataan bersama, pemerintah ketiga negara itu mengatakan operasi peretasan dimulai pada Februari dan sejak itu dilakukan tanpa henti.

National Cyber Security Centre Inggris, bagian dari agen intelijen negara, GCHQ, mengeluarkan pernyataan tersebut, yang dikoordinasikan dengan mitra-mitranya di Amerika dan Kanada. Para pejabat mengidentifikasi kelompok peretas Rusia APT29, yang juga dijuluki Cozy Bear, berada di balik peretasan itu.

“APT29 memiliki sejarah panjang menarget organisasi pemerintah, diplomatik, penelitian, perawatan kesehatan dan energi untuk mendapatkan data intelijen. Jadi, kami mendorong semua orang untuk menanggapi ancaman ini dengan serius dan menerapkan mitigasi yang dikeluarkan dalam pedoman,” kata Anne Neuberger, direktur keamanan dunia maya di Badan Keamanan Nasional Amerika dalam sebuah pernyataan.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak tuduhan peretasan tersebut.

“Kami tidak memiliki informasi tentang siapa yang bisa meretas perusahaan farmasi dan pusat penelitian di Inggris. Kami hanya bisa mengatakan satu hal – Rusia tidak punya hubungannya dengan upaya-upaya itu.” [lt/pp]

XS
SM
MD
LG