Tautan-tautan Akses

Rumah Sakit Relawan di Afghanistan Diserang, 19 Tewas


Staf Dokter Tanpa Tapal Batas (MSF) dalam keadaan shock di rumah sakit di Kunduz, Afghanistan, 3 Oktober 2015.
Staf Dokter Tanpa Tapal Batas (MSF) dalam keadaan shock di rumah sakit di Kunduz, Afghanistan, 3 Oktober 2015.

Dokter Tanpa Tapal Batas (MSF) mengatakan serangan udara hari Sabtu (3/10) atas rumah sakit yang dikelolanya di Afghanistan utara, menewaskan sedikitnya 19 orang, termasuk tiga anak. 12 Staf juga tewas di rumah sakit di Kunduz itu dalam apa yang digambarkan kelompok medis itu sebagai "pengeboman terus menerus" selama lebih "30 menit setelah pejabat-pejabat militer Amerika dan Afghanistan di Kabul dan Washington pertama kali memberitahu" mengenai serangan udara itu.

Militer Amerika mengakui serangan udara menjelang fajar di sekitar fasilitas medis MSF tersebut. Presiden Amerika Barack Obama hari Sabtu menyampaikan "belasungkawa terdalam bagi petugas medis dan warga sipil yang tewas dan terluka dalam insiden tragis itu." Menteri Pertahanan Amerika Ashton Carter dalam satu pernyataan hari Sabtu menyampaikan "Turut berduka cita.” Dan bahwa "Penyelidikan penuh atas insiden tragis ini sedang dilakukan, berkoordinasi dengan pemerintah Afghanistan."

Dalam pernyataan, komandan pasukan Amerika di Afghanistan Jenderal John Campbell berjanji "memeriksa secara menyeluruh insiden itu dan menentukan apa yang terjadi." Ditambahkan, pasukan Amerika di negara itu akan "terus memberi nasihat dan bantuan" bagi mitra Afghanistan sementara "membersihkan kota Kunduz dan sekitarnya dari pemberontak." Dalam pernyataan di Kabul, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani juga menyatakan "kesedihan mendalam" bagi warga sipil yang terbunuh dan terluka. Juga disampaikan, dalam percakapan telepon dengan Ghani, Campbell menjelaskan insiden itu dan menyampaikan belasungkawa kepada para korban.

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Afghanistan mengecam keras serangan itu, dan menyatakan menurutnya, "menarget fasilitas medis atau karyawan yang bekerja dalam perawatan kesehatan tidak bisa diterima, apapun alasannya." Kepada VOA, jurubicara ICRC mengatakan, ICRC "sangat terkejut, sangat sedih, mendengar berita tragis ini."

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan kepala HAM PBB Zeid Ra'ad Al Hussein menyebut serangan udara itu "tidak bisa dimaafkan." Menurut Zeid, "Perencana militer internasional dan Afghanistan berkewajiban menghormati dan melindungi warga sipil setiap saat, dan fasilitas dan personil medis adalah objek perlindungan khusus." [ka]

XS
SM
MD
LG