Tautan-tautan Akses

Risiko Stabilitas Keuangan Meningkat, IMF Imbau Negara-negara agar Waspada


Seorang pria berjalan melewati logo Dana Moneter Internasional (IMF) di kantor pusatnya di Washington, AS, 10 Mei 2018. (Foto: REUTERS/Yuri Gripas)
Seorang pria berjalan melewati logo Dana Moneter Internasional (IMF) di kantor pusatnya di Washington, AS, 10 Mei 2018. (Foto: REUTERS/Yuri Gripas)

Kepala Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) Kristalina Georgieva mengatakan pada Minggu (26/3) bahwa risiko terhadap stabilitas keuangan telah meningkat. Lembaga tersebut menyerukan negara-negara untuk meningkatkan kewaspadaan meskipun tindakan negara-negara maju berhasil menahan gejolak pasar.

Direktur pelaksana IMF menegaskan kembali pandangannya bahwa 2023 akan menjadi tahun yang penuh tantangan. Pertumbuhan global pada tahun ini diperkirakan melambat hingga di bawah 3 persen sebagai dampak sisa-sisa pandemi, perang di Ukraina, dan pengetatan moneter.

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Kristalina Georgieva pada konferensi pers di Berlin, Jerman, 29 November 2022. (Foto: REUTERS/Michele Tantussi)
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Kristalina Georgieva pada konferensi pers di Berlin, Jerman, 29 November 2022. (Foto: REUTERS/Michele Tantussi)

IMF memperkirakan prospek ekonomi pada 2024 akan lebih baik dari tahun ini. Namun, pertumbuhan global akan tetap jauh di bawah rata-rata historisnya sebesar 3,8 persen dan prospek secara keseluruhan tetap lemah, katanya di Forum Pembangunan China.

IMF memperkirakan pertumbuhan dunia hanya mencapai 2,9 persen pada tahun ini. Lembaga itu dijadwalkan akan merilis perkiraan ekonomi baru bulan depan.

Georgieva mengatakan para pembuat kebijakan di negara-negara maju membuat langkah tegas terkait risiko stabilitas keuangan setelah sejumlah bank besar bangkrut. Namun, katanya, kewaspadaan tetap diperlukan.

“Jadi, kami terus memantau perkembangan dengan cermat dan menilai potensi implikasi terhadap prospek ekonomi global dan stabilitas keuangan global,” ujar Georgieva. Ia menambahkanIMF memperhatikan negara-negara yang paling rentan, terutama negara-negara berpenghasilan rendah dengan tingkat utang yang tinggi.

Dia juga memperingatkan bahwa fragmentasi geo-ekonomi dapat memecah dunia menjadi blok-blok ekonomi yang bersaing. Kondisi iniakan mengakibatkan "perpecahan berbahaya yang akan membuat setiap orang menjadi lebih miskin dan kurang aman."

Georgieva mengatakan pemulihan ekonomi China yang kuat, dengan proyeksi pertumbuhan PDB sebesar 5,2 persen pada 2023. China diperkirakan akan menyumbang sekitar sepertiga dari pertumbuhan global pada tahun ini.

IMF memperkirakan bahwa setiap peningkatan 1 poin persentase dalam pertumbuhan PDB di China menghasilkan kenaikan 0,3 poin persentase dalam pertumbuhan ekonomi di negara-negara Asia lainnya, katanya. [ah/ft]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG