Tautan-tautan Akses

Ribuan Demonstran Pro-Palestina Tolak Keikutsertaan Israel di Kontes Lagu Eurovision


Demonstran pro-Palestina menggelar aksi protes meminta Israel dikeluarkan dari Eurovision menjelang babak semifinal kedua kontes lagu tersebut di Malmo, Swedia, pada 9 Mei 2024. (Foto: AP/Martin Meissner)
Demonstran pro-Palestina menggelar aksi protes meminta Israel dikeluarkan dari Eurovision menjelang babak semifinal kedua kontes lagu tersebut di Malmo, Swedia, pada 9 Mei 2024. (Foto: AP/Martin Meissner)

Tidak semua orang di Malmo, Swedia, menyambut kehadiran Kontes Lagu Eurovision di kota itu.

Ribuan demonstran pro-Palestina pada Kamis (9/5) turun ke jalan-jalan di kota pelabuhan itu untuk menentang keikutsertaan Israel dalam kompetisi lagu pop bergengsi itu. Saat memadati Lapangan Stortorget yang bersejarah, di dekat balai kota Malmo yang sudah berdiri sejak abad ke-16, para demonstran melambai-lambaikan bendera Palestina yang berwarna hijau, putih dan merah. Mereka melanjutkan perjalanan ke pusat kota, beberapa kilometer dari lokasi penyelenggaraan kontes Eurovision.

Sebagian demonstran menyalakan suar asap yang berwarna hijau, putih dan merah sambil meneriakkan slogan “from the river to the sea, Palestine will be free!” dan “Israel adalah negara terror!”

Para demonstran juga menyerukan gencatan senjata segera.

Polisi dalam jumlah besar tampak berjaga-jaga di setiap sudut kota, sementara helikopter berputar-putar di atas lokasi demonstrasi. Sejumlah personil aparat keamanan tampak mengamati dengan teropong dari atap-atap gedung.

“Eurovision dilangsungkan di Malmo dan Israel ikut serta, kami kira ini salah. Israel tidak boleh diizinkan ikut kompetisi ini, sebagaimana larangan yang diberlakukan terhadap Rusia. Kita harus memprotes hal ini demi kemanusiaan, demi warga Palestina di sana,” ujar salah seorang demonstran, Lorenzo Mayr.

Para demonstran mengecam keras keputusan penyelenggara Eurovision yang tetap mengizinkan Israel berkompetisi, dengan mengatakan Rusia dikeluarkan dari Eurovision pada tahun 2022 setelah invasi besar-besaran ke Ukraina. Setahun kemudian Belarusi juga dikeluarkan karena tindakan keras pemerintahnya terhadap perbedaan pendapat di negara itu.

Perang Israel-Hamas yang telah menewaskan hampir 35.000 warga Palestina, sangat kontras dengan situasi di Malmo jelang Eurovision. Para penggemar musik dengan pakaian berpayet warna-warni atau berbalut bendera nasional mereka berbaur di jalanan dengan para pendukung perjuangan Palestina yang mengenakan syal keffiyeh. Bendera-bendera Palestina berkibar dari jendela dan balkon di sepanjang jalan raya untuk pejalan kaki yang untuk sementara waktu dinamai "Jalan Eurovision."

Kelompok-kelompok pro-Palestina berencana menggelar demonstrasi besar-besaran kembali pada hari Sabtu (12/5) saat final Eurovision berlangsung.

Pemerintah Israel telah memperingatkan warga negaranya tentang “kekhawatiran nyata” bahwa mereka dapat menjadi target serangan di Malmo selama acara itu.

Penyelenggara kontes, yang berusaha menjaga agar Eurovision tetap menjadi acara nonpolitik, telah menolak seruan untuk melarang Israel atas perangnya melawan Hamas. Namun mereka meminta Israel untuk mengubah lirik lagu yang diikutsertakan, yang awalnya berjudul "October Rain” – yang merujuk pada serangan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan memicu perang. Lagu tersebut kemudian diubah menjadi "Hurricane" dan penyanyi Israel Eden Golan diizinkan untuk tetap mengikuti kontes tersebut.

Ia bertanding di babak semifinal pada Kamis.

Sebagian penonton yang menghadiri gladi resik pada hari Rabu (8/5) terdengar mencemooh penampilan Golan. [em/jm]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG