Tautan-tautan Akses

Ceko Desak Uni Eropa, NATO Balas Rusia Atas Ledakan 2014 


Sebuah mobil memasuki Kedutaan Besar Rusia di Praha, Republik Ceko, 26 Maret 2018. (Foto: David W. Cerny/Reuters)
Sebuah mobil memasuki Kedutaan Besar Rusia di Praha, Republik Ceko, 26 Maret 2018. (Foto: David W. Cerny/Reuters)

Republik Ceko mendesak sekutunya, Eropa dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) untuk mengambil tindakan pembalasan bersama terhadap Rusia menyusul tuduhan bahwa mata-mata Rusia berada di balik ledakan besar di gudang senjata Ceko pada 2014.

Mereka mengklaim mata-mata itu juga bagian dari unit khusus yang mencoba membunuh agen ganda di Inggris.

Negara di Eropa tengah itu mengusir 18 staf kedutaan Rusia selama akhir pekan, dengan mengatakan mereka adalah perwira intelijen.

"Kami berhasil membubarkan kedua sel operasi mata-mata Rusia yang besar, dan akan sangat rumit bagi pihak Rusia untuk menyatukannya lagi," kata Penjabat Menteri Luar Negeri Jan Hamacek, Senin (19/4).

Moskow membantah terlibat dalam ledakan 2014, yang menewaskan dua pekerja di lokasi tersebut. Kremlin mengusir 20 diplomat Ceko dan staf lainnya sebagai pembalasan atas tindakan Ceko minggu ini.

Berbicara pada konferensi pers yang disiarkan televisi pada Selasa (20/4), Hamacek mengatakan, "Kami akan menyerukan tindakan kolektif oleh negara-negara Uni Eropa dan NATO yang akan diarahkan pada pengusiran bersama terhadap para anggota dinas intelijen Rusia yang diidentifikasi dari negara-negara anggota UE dan NATO."

Ledakan di gudang senjata itu awalnya dianggap sebagai kecelakaan. Meski demikian penyelidik Ceko, baru-baru ini mengungkapkan telah menemukan email yang dikirim kepada "Imex Group," perusahaan yang mengoperasikan gudang tersebut, sebelum ledakan.

Pesan tersebut meminta agar dua laki-laki diizinkan mengunjungi lokasi tersebut. Email tersebut dikirim dari sebuah alamat, yang mengaku dari Pengawal Nasional Tajikistan, dan kemudian terbukti palsu.

Investigasi berikutnya menemukan kedua laki-laki itu bepergian dengan dokumen palsu. Mereka telah diidentifikasi sebagai tersangka dalam kasus peracunan zat saraf pada 2018 di Inggris terhadap mantan agen ganda Rusia, Sergei Skripal, yang nyaris tidak selamat. Seorang perempuan setempat meninggal setelah terkena agen saraf itu.

Analis Rusia, Ian Bond, dari Pusat Reformasi Eropa yang berbasis di London, mengatakan situs web investigasi Bellingcat mengidentifikasi mereka sebagai Anatoly Chepiga dan Alexander Mishkin, keduanya perwira intelijen militer GRU Rusia. Unit mereka, 29155, diyakini berfokus pada sabotase dan subversi. [my/jm]

Recommended

XS
SM
MD
LG