Tautan-tautan Akses

Renungan Seorang Ibu tentang Pengorbanan Sang Anak, Tentara yang Gugur di Afghanistan


Peringatan Hari Veteran di Tugu Peringatan 9/11, New York, 11 November 2020. (REUTERS/Brendan McDermid)
Peringatan Hari Veteran di Tugu Peringatan 9/11, New York, 11 November 2020. (REUTERS/Brendan McDermid)

Hari Veteran, yang awalnya menandai gencatan senjata yang mengakhiri Perang Dunia Pertama pada tahun 1918, adalah hari libur federal yang diperingati setiap tanggal 11 November untuk menghormati veteran militer AS atas pengabdian mereka kepada negara. Hari Veteran tahun ini merupakan yang pertama sejak berakhirnya perang di Afghanistan, di mana 750 ribu anggota pasukan AS bertugas dan lebih dari 2.400 di antaranya tidak pernah kembali ke tanah air mereka. Kane Farabaugh berbincang dengan seorang Ibu yang merenungkan perang terpanjang AS itu dan pengorbanan sang putra.

Denise Williams rutin mengunjungi monumen Tembok Peringatan Konflik Timur Tengah di sepanjang tepi Sungai Illinois dekat Marseilles, Illinois. “Monumen ini mewakili mereka yang gugur sejak tahun 1967 di seluruh konflik Timur Tengah. Orang-orang lupa kita kehilangan tiga tentara dalam perang Yom Kippur tahun 1967. (Tentara yang gugur pada) peristiwa “Blackhawk Down” yang terkenal di Mogadishu itu – mereka (diabadikan) di sini. (Tentara) USS Cole – mereka di sini. Jadi, bukan hanya pascaperistiwa 11 September, tetapi semua korban akibat konflik Timur Tengah.”

Akan tetapi, ada satu nama pada tembok itu yang melekat di hati William – nama mendiang sang putra, Andrew Meari. “Ini bukan peninggalan atau pengingat kematian bagi saya, ini adalah pengingat bagi semua yang masih hidup bahwa segala yang Anda punya diraih dengan pengorbanan nama-nama ini, nyawa-nyawa ini. Ini adalah sesuatu untuk diingat, dihormati, dihargai.”

Pratu Andrew Meari diterjunkan dengan Divisi Lintas Udara 101 Angkatan Darat di Afghanistan selatan selama lonjakan pasukan AS pada tahun 2010, ketika seorang pembom bunuh diri dengan sepeda motor meledakkan sebuah perangkat di dekat pos terdepan tempatnya bertugas.

Pensiunan veteran Angkatan Darat AS Bill MacCully berziarah di Taman Makam Pahlawan Evergreen Washelli, di Seattle, pada Hari Veteran, Rabu, 11 November 2020. (Foto AP/Elaine Thompson)
Pensiunan veteran Angkatan Darat AS Bill MacCully berziarah di Taman Makam Pahlawan Evergreen Washelli, di Seattle, pada Hari Veteran, Rabu, 11 November 2020. (Foto AP/Elaine Thompson)

Salah seorang tentara yang ada bersama Meari hari itu, Sersan Felipe Pereira, mengisahkan kembali kejadian itu dalam sebuah video yang diproduksi Departemen Pertahanan AS. “Saya berlari menuruni bukit lebih jauh, saat itulah saya mendapati Pratu Meari… seorang tentara menengok ke arah saya dan mengatakan, ‘ia meninggal – ia sudah tiada.’”

Andrew Meari baru berusia 21 tahun ketika jasadnya dikebumikan pada Hari Veteran, 11 November 2010, di dekat rumahnya di Illinois. Namanya terukir bersama lebih dari 2.400 nama lain yang gugur saat bertugas dengan militer AS di Afghanistan sejak 2001.

Meari mengunjungi ibunya saat cuti beberapa pekan sebelum ia gugur. Williams mengatakan, bahkan saat itu, ia tidak pernah goyah dengan misi untuk menghapus ancaman teroris di AS. “Ia sangat yakin jika kita tidak memerangi mereka di sana, kita akan memerangi mereka di sini. Ia yakin pada tugasnya. Ia percaya pada kebenaran misinya,” komentarnya.

Williams memandang misi di Afghanistan sukses tercapai. Osama Bin Laden ditangkap dan dibunuh kurang dari setahun setelah kematian putranya. “Hal-hal lain yang kita lakukan di Afghanistan – terlepas dari niat dan gagasan mulianya – bukanlah tujuan perang ini, itu bukan tujuan dari para tentara. Tentara tidak menggali sumur dan membangun sekolah, dan anak saya terlibat dalam beberapa kegiatan itu. Itu bukan tujuan tentara,” imbuhnya.

Renungan Seorang Ibu tentang Pengorbanan Sang Anak, Tentara yang Gugur di Afghanistan
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:04:18 0:00

Kini, Williams mewakili para Ibu Bintang Emas Illinois sebagai presiden organisasi nirlaba itu. “Kami adalah ibu dari orang-orang yang kehilangan anak-anak mereka karena keputusan mereka untuk mengenakan seragam tentara nasional.”

Bersamaan dengan pertama kalinya AS memperingati Hari Veteran pada 11 November lalu setelah berakhirnya perang di Afghanistan – tepat 11 tahun sejak Williams memakamkan putranya – ia menjawab sebuah pertanyaan sulit yang kerap ia terima.

“Saya ditanya apakah kematian putra saya sepadan? Tidak ada kematian anak yang sepadan dengan apapun dalam hati seorang ibu. Titik. Namun… putra saya tidak berperang untuk warga Afghanistan, ia tidak berperang demi partai politik, ia tidak berperang kecuali demi Konstitusi, demi sumpah yang ia ambil, ia berperang demi rakyat Amerika – demi Amerika. Amerika layak diperjuangkan.” [rd/jm]

XS
SM
MD
LG