Tautan-tautan Akses

Muncul Reaksi Beragam atas Pidato Presiden Palestina di PBB


Pidato Presiden Mahmoud Abbas di PBB (23/9) mengenai permohonan Palestina untuk menjadi negara anggota penuh PBB menimbulkan rekasi yang berbeda baik di Tepi Barat dan Jalur Gaza, maupun di Israel.
Pidato Presiden Mahmoud Abbas di PBB (23/9) mengenai permohonan Palestina untuk menjadi negara anggota penuh PBB menimbulkan rekasi yang berbeda baik di Tepi Barat dan Jalur Gaza, maupun di Israel.

Rakyat Palestina hari Sabtu berpesta, sementara Israel prihatin dengan permohonan pemimpin Palestina Mahmoud Abbas untuk mendapatkan pengakuan sebagai negara anggota penuh dari PBB.

Suasana di wilayah Tepi Barat di Palestina tenang meskipun diliputi kegembiraan sehari setelah pemimpin Palestina Mahmoud Abbas meminta pengakuan atas status Palestina sebagai negara anggota penuh di PBB.

Warga Ramallah Mohamed Madhoon berharap Presiden Abbas terus melanjutkan upaya itu.

Ia mengatakan Palestina punya hak untuk meminta keanggotaan di PBB seperti negara-negara lain. Kami optimistik, Insya Allah, bisa punya negara seperti lainnya.

Malam sebelumnya, ribuan warga Palestina menyambut pidato Presiden Abbas di PBB yang ditayangkan di layar-layar televisi di tempat terbuka di kota-kota di seantero Tepi Barat.

Warga Hebron Mufid Sharabti mengatakan pidato Presiden Abbas, yang sering dipanggil Abu Mazen, adalah langkah penting.

Ribuan warga Palestina di kota Hebron bersorak-sorai menyaksikan pidato Presiden Abbas di PBB melalui televisi layar lebar (23/9).
Ribuan warga Palestina di kota Hebron bersorak-sorai menyaksikan pidato Presiden Abbas di PBB melalui televisi layar lebar (23/9).

Ia mengatakan kemarin lilin pertama bagi negara Palestina dinyalakan di PBB. Semua orang menyaksikan dukungan bagi Presiden Abu Mazen dan menyaksikan kegembiraan rakyat Palestina.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dalam pidatonya di PBB hari Jumat, menghimbau Presiden Abbas agar segera memulai lagi perundingan dengannya tanpa prasyarat.

Rakyat Israel, seperti warga Jerusalem Haim Ben-Ami, menanggapi pengajuan Presiden Abbas untuk mendapat status negara penuh bagi Palestina dengan harap –harap cemas.

Ia mengatakan pidato itu nampaknya ditujukan kepada warga Palestina dan negara-negara Arab. Itu baik, katanya, karena memberi rasa aman yang besar dan Presiden Abbas telah memperkuat posisinya. Tidak akan ada kestidakstabilan di negara Palestina apabila ada pemimpin yang kuat.

Warga Tel Aviv Yossi Oran mengatakan pidato itu memberi harapan bagi dimulainya lagi perundingan perdamaian.

Ia mengatakan kita perlu mendorong kedua pihak duduk di meja perundingan dan menutup pintu sampai mereka mencapai kesepakatan karena kemarahan rakyat Palestina sudah mendidih.

Tetapi warga Jalur Gaza, di bawah kekuasaan Hamas yang menentang upaya Palestina di PBB itu, tidak yakin pengakuan PBB akan membantu masalah Palestina. Warga Gaza Salah Abu Ajram mengatakan, PBB hanya mendukung warga Yahudi dan tidak akan pernah mendukung warga Arab. Ia memperkirakan badan dunia itu akan menolak pengajuan itu atau apabila menyetujuinya, Amerika akan memvetonya.

XS
SM
MD
LG