Tautan-tautan Akses

Pulang Kerja Setiap Hari Dengan Terjun Menggunakan Parasut Bersayap 


Cengiz Kocak berpose dengan salah satu parasutnya. (Foto: IG/cengiz.kocak)
Cengiz Kocak berpose dengan salah satu parasutnya. (Foto: IG/cengiz.kocak)

Pada masa pandemi banyak pegawai bekerja dari rumah dan menghemat waktu perjalanan. Tapi di Turki seorang pekerja punya cara untuk menghemat perjalanan pulang dari tempat kerja dengan terjun menggunakan parasut.

Pulang ke rumah setelah hari kerja yang melelahkan bisa menguras energi bagi banyak orang, selain masih di tengah pandemi juga karena kemacetan lalu lintas di kota-kota besar. Tapi sebagaimana dilaporkan kantor berita Anadolu dan Reuters, bagi seorang penerjun profesional Turki yang memakai wingsuit, pakaian terjun bersayap, itu bukan masalah besar.

Penerjun Turki itu, Cengiz Koçak, kepada Anadolu mengatakan, “Saya melakukan ini, terbang pulang dengan wingsuit, setiap hari. Mungkin tidak ada orang lain di dunia yang melakukan ini. Itu sebabnya saya merasa beruntung dan saya sangat menyadari betapa berharganya ini. Saya bekerja lebih keras setiap hari untuk mempertahankan aktivitas ini, memindahkan perusahaan kereta gantung Babadag ke tingkat yang lebih tinggi dan untuk menambahkan pengalaman pada diri saya sendiri.”

Salah satu aksi Cengiz Kocak yang diabadikan oleh fotografer @kaanve The Light Bende (Foto:IG/cengiz.kocak)
Salah satu aksi Cengiz Kocak yang diabadikan oleh fotografer @kaanve The Light Bende (Foto:IG/cengiz.kocak)

Cengiz Koçak, yang mulai terjun payung pada tahun 1991 ketika masih menjadi mahasiswa militer, kemudian menjadi penerjun payung lepas ketika menjadi anggota pasukan komando militer Turki.

Melompat dari ketinggian atau base jumping menjadi hobinya pada tahun 2000-an. Setelah pensiun dari militer pada tahun 2011, ia mengikuti kursus pelatihan di Amerika untuk menjadi atlet wingsuit (terbang seperti batman).

“Perlu sekitar 20-25 menit dari stasiun utama kereta gantung Babadag untuk menuju ke puncak gunung, sementara itu maksimal lima menit untuk terbang paralayang, melompat dengan wingsuit, dan mendarat pada petang hari,” jelasnya.

Kocak yang mewakili Turki dan militer Turki dalam kompetisi dikenal dengan julukan "Batman".

Atlet olahraga ekstrim Turki, Cengiz Kocak, setelah melakukan lompatan dasar dari Menara Galata di Istanbul, pada acara yang diselenggarakan oleh European Outdoor Film Tour (EOFT) di Istanbul, 9 November 2017. (Foto: AFP)
Atlet olahraga ekstrim Turki, Cengiz Kocak, setelah melakukan lompatan dasar dari Menara Galata di Istanbul, pada acara yang diselenggarakan oleh European Outdoor Film Tour (EOFT) di Istanbul, 9 November 2017. (Foto: AFP)

Kocak, yang kini bekerja sebagai manajer perusahaan kereta gantung di provinsi Mugla, Turki Barat Daya, bisa terbang pulang dari tempat kerjanya.

Ia juga ditunjuk sebagai manajer fasilitas kereta gantung di Gunung Babadag yang memiliki pemandangan spektakuler Oludeniz, sebuah resor liburan populer yang terkenal dengan pantainya yang masih asli.

Setiap hari, ia membawa tas berisi wingsuit miliknya untuk bekerja. Ketika jam kerjanya berakhir, Kocak memakai wingsuit dan melompat dari ketinggian sekitar 2.000 meter ke pantai di mana ia memarkir mobilnya dan pulang.

Pulang Kerja Setiap Hari Dengan Terjun menggunakan Parasut Bersayap
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:28 0:00

“Saya bisa mendarat dalam waktu 3-4 menit dengan terbang dan terjun dari gunung, yang dicapai dalam waktu sekitar 40 menit dengan mobil dan 25 menit dengan kereta gantung. Melakukan ini setiap hari, menambah banyak pengalaman bagi saya dan olahraga saya. Pada saat yang sama, video yang saya rekam di sini banyak berkontribusi pada promosi fasilitas kereta gantung Oludeniz, Fethiye, Babadag, dan Turki. Dalam hal pariwisata, ini sangat berharga. Karena banyak hal di dunia ini ditonton melalui media sosial.”

Kocak, seperti dilaporkan kantor berita Anadolu memasang video dan foto lompatannya di akun media sosialnya.

Ia mengatakan videonya ikut mempromosikan fasilitas kereta gantung Oludeniz, Fethiye, Babadag, dan Turki. [my/uh]

Sumber: AAVN/REUTERS

XS
SM
MD
LG