Tautan-tautan Akses

Puing-puing Kapal Selam yang Meledak Dalam Ekspedisi Wisata Titanic Telah Diangkat 


Puing-puing dari kapal selam Titan yang meledak di dalam laut dikumpulkan di pelabuhan St. John's, Newfoundland, Kanada, pada 28 Juni 2023. (Foto: Reuters/David Hiscock)
Puing-puing dari kapal selam Titan yang meledak di dalam laut dikumpulkan di pelabuhan St. John's, Newfoundland, Kanada, pada 28 Juni 2023. (Foto: Reuters/David Hiscock)

Puing-puing dari kapal selam Titan telah diangkat ke darat setelah meledak dalam perjalanan wisatanya menuju bangkai kapal Titanic.

Pengangkatan puing-puing itu ke pelabuhan di St. John’s, Newfoundland dan Labrador, Kanada, menjadi kunci penyelidikan penyebab meledaknya kapal selam yang menewaskan lima penumpang di dalamnya. Potongan-potongan kapal yang sudah tak berbentuk dari kapal selam sepanjang 6,7 meter itu diturunkan di dermaga Penjaga Pantai Kanada pada Rabu (28/6).

Kapal Kanada Horizon Arctic membawa sebuah ROV, alias kendaraan dengan pengendali jarak jauh, untuk mencari puing-puing kapal selam di dasar laut, di dekat bangkai kapal Titanic. Pelagic Research Services, perusahaan yang berkantor di Massachusetts dan New York, yang memiliki ROV itu, mengatakan pada Rabu bahwa mereka telah menyelesaikan operasi lepas pantai.

Tim Pelagic Research Services “masih dalam misi” dan tidak bisa memberi tanggapan mengenai investigasi kapal selam Titan yang masih berlangsung. Penyelidikan itu melibatkan sejumlah lembaga pemerintahan dari Amerika Serikat dan Kanada, kata Jeff Mahoney, juru bicara perusahaan tersebut.

“Mereka bekerja tanpa henti selama sepuluh hari, melalui tantangan fisik dan mental operasi ini, dan sangat ingin menyelesaikan misi ini dan pulang ke orang-orang yang mereka cintai,” kata Mahoney.

Puing-puing Titan ditemukan pada kedalaman sekitar 3.180 meter di bawah permukaan laut dan berjarak sekitar 488 meter dari bangkai Titanic di dasar laut, kata Penjaga Pantai AS pekan lalu. Penjaga Pantai AS memimpin penyelidikan penyebab meledaknya kapal selam itu saat turun ke dasar laut pada 18 Juni lalu. Mereka mengumumkan pada 22 Juni lalu bahwa kapal selam itu telah meledak dan kelima penumpangnya dinyatakan tewas.

Penjaga Pantai AS telah memulai Penyelidikan Dewan Kelautan (Marine Board of Investigation) untuk mengusut ledakan tersebut. MBI adalah penyelidikan tingkat tertinggi yang dilakukan lembaga Penjaga Pantai AS.

Salah satu ahli yang dimintai kepakarannya oleh Penjaga Pantai AS selama proses pencarian mengatakan, analisis materi fisik puing-puing yang ditemukan dapat mengungkap petunjuk penting tentang apa yang terjadi pada Titan. Bisa jadi ada data elektronik, kata Carl Hartsfield dari Woods Hole Oceanographic Institution.

“Tentunya semua instrumen pada kendaraan laut dalam mana pun merekam data. Mereka mengirim data. Pertanyaannya, apakah ada data yang tersedia? Dan saya sungguh tidak tahu jawabannya,” katanya pada Senin (26/6).

Perwakilan Horizon Arctic tidak merespons permintaan tanggapan.

Perwakilan Penjaga Pantai AS menolak mengomentari penyelidikan maupun pengambilan puing-puing ke daratan pada hari Rabu. Tidak ada jasad yang ditemukan meskipun Penjaga Pantai AS mengatakan beberapa hari yang lalu bahwa mereka telah bersiaga seandainya menemukan sisa-sisa jasad manusia selama penyelidikan tersebut.

CEO OceanGate sekaligus pilot kapal selam itu, Stockton Rush, ikut tewas dalam ledakan kapal selamnya bersama keempat penumpang lain, yaitu sepasang ayah-anak dari keluarga Pakistan terpandang, Shahzada Dawood dan Suleman Dawood; petualang Inggris Hamish Harding; dan ahli kapal Titanic Paul-Henri Nargoelet.

Perwakilan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS dan Dewan Keselamatan Transportasi Kanada, yang bersama-sama terlibat dalam penyelidikan, juga menolak berkomentar. Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS mengatakan, Penjaga Pantai AS telah menyatakan hilangnya kapal selam Titan sebagai “kecelakaan kelautan besar” dan Penjaga Pantai AS akan memimpin penyelidikannya.

“Kami tidak dapat memberikan informasi tambahan lain pada saat ini karena penyelidikan masih berlangsung,” kata Liam MacDonald, juru bicara Dewan Keselamatan Transportasi Kanada.

Juru bicara Organisasi Kelautan Internasional (IMO), badan kelautan PBB, mengatakan bahwa laporan apa pun yang menyelidiki bencana tersebut akan diserahkan untuk bahan peninjauan. Negara anggota IMO juga dapat mengajukan perubahan, misalnya regulasi kapal selam yang lebih ketat.

Saat ini, IMO memiliki pedoman keselamatan sukarela untuk kapal selam wisata yang mencakup persyaratan untuk diperiksa, memiliki rencana tanggap darurat, dan memiliki pilot bersertifikat di antara persyaratan lainnya. Proposal keselamatan apa pun kemungkinan tidak akan dipertimbangkan IMO hingga Komite Keamanan Kelautan berikutnya yang dimulai pada Mei 2024.

OceanGate Expeditions, perusahaan yang memiliki dan menjalankan kapal selam Titan, bermarkas di AS. Akan tetapi, kapal selam itu sendiri terdaftar di Bahama. Kantor OceanGate di Everett, Washington, tutup ketika puing kapal selam itu ditemukan. Sementara kapal induknya, Polar Prince, berasal dari Kanada.

Operator kapal selam itu mematok harga $250.000 (sekitar Rp3,7 miliar) per orang untuk menikmati perjalanan wisata laut dalam itu. Ledakan kapal selam Titan telah menimbulkan pertanyaan seputar keamanan kegiatan eksplorasi bawah laut swasta. Penjaga Pantai AS juga ingin memanfaatkan penyelidikan ini untuk meningkatkan keamanan kapal selam. [rd/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG