Tautan-tautan Akses

Presiden Uganda yang Lama Berkuasa Dilantik


Presiden Uganda Yoweri Museveni memegang alkitab dalam upacara pelantikannya di ibukota Kampala (12/5). (Reuters/Edward Echwalu)
Presiden Uganda Yoweri Museveni memegang alkitab dalam upacara pelantikannya di ibukota Kampala (12/5). (Reuters/Edward Echwalu)

Upacara berlangsung di tengah suasana yang tegang. Pemerintah menutup semua media sosial menjelang pelantikan, dan pihak oposisi terus menentang hasil pemilihan tanggal 18 Februari itu.

Warga Kampala, Uganda, ramai-ramai menuju ke lapangan udara Kololo di Kampala, Uganda, hari Kamis (12/5). Para pendukung, mengenakan warna kuning, warna partai NRM yang berkuasa, menari dengan iringan musik, sambil menunggu.

Presiden Yoweri Museveni tiba di tengah suara sorak-sorai, dan dalam waktu satu jam ia diambil sumpahnya untuk memegang masa jabatan kelima sebagai penguasa.

"Kami datang dengan bus. Kami sangat senang. Kami memilih dia dalam pemilu dan dengan persentase suara 93 persen di daerah kami. Kami adalah pendukung besar dan kami akan memerlukan dia lagi untuk masa jabatan berikutnya," ujar seorang pendukung yang melakukan perjalanan dari Karamoja, kira-kira sejauh 480 kilometer dari ibukota.

Tetapi, di pusat kota Kampala, banyak polisi yang ditugaskan karena kerusuhan sehari sebelumnya.

Pemimpin oposisi dan saingan utama Museveni, Kizza Besigye, yang telah melarikan diri dari tahanan rumah dan muncul di kota itu, menarik perhatian para pendukung hari Rabu. Partainya mengadakan pelantikan tandingan dan memproklamirkannya sebagai "presiden rakyat."

Besigye menduduki tempat kedua dalam pemilihan bulan Februari, yang hasilnya dipertanyakan pihak oposisi. Mereka menuntut surat-suara dihitung ulang secara independen.

Polisi menangkap kembali Besigye hari Rabu dan membubarkan kerumunan orang banyak dengan menggunakan gas air mata.

Saksi mata mengatakan polisi memukuli para penjaga toko dengan tongkat. Salah satu penjaga toko mengatakan ia tidak bisa ikut perayaan hari ini.

"Mereka mencari kami ketika kami menutup toko. Kemudian mereka mulai mencambuk dengan serius. Tanpa melakukan sesuatu, apa yang bisa kami lakukan kalau orang-orang seperti ini berada dalam pemerintahan ?”

Rekaman video polisi memukuli warga sipil beredar di internet, meskipun pemerintah telah menutup semua media sosial tidak lama setelah pihak oposisi memasang video pelantikan tandingan Besigye hari Rabu.

Ini adalah untuk kedua kalinya media sosial ditutup. Pertama kali adalah pada pemungutan suara pada bulan Februari. Tetapi banyak pengguna ponsel pintar mengakalinya itu dengan menggunakan VPN atau jaringan privat virtual.

Awal bulan ini, pemerintah melarang wartawan meliput kegiatan oposisi.

Presiden Museveni telah memegang jabatan sejak tahun 1986. [sp]

XS
SM
MD
LG