Tautan-tautan Akses

Presiden Prancis Kunjungi Teluk, Usahakan Peran Regional Lebih Kuat


Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri) disambut oleh Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed al-Nahyan di Dubai Expo pada hari pertama tur Teluknya, 3 Desember 2021. (Thomas SAMSON / AFP)
Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri) disambut oleh Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed al-Nahyan di Dubai Expo pada hari pertama tur Teluknya, 3 Desember 2021. (Thomas SAMSON / AFP)

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi Teluk Persia, Jumat (3/12), dalam usaha mengamankan kontrak senjata besar setelah kegagalan kesepakatan kapal selam dengan Australia musim gugur ini, dan untuk memperkuat peran Prancis di kawasan itu.

Kunjungan dua hari ke Uni Emirat Arab, Qatar, dan Arab Saudi ini dilakukan sebulan sebelum Prancis menjadi presiden bergilir Uni Eropa, dan menjelang pemilihan presiden Prancis 2022 di mana Macron diperkirakan akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua.

Kontrak penjualan jet tempur Prancis ke UEA, kesepakatan yang telah dibahas Paris dan Abu Dhabi selama hampir satu dekade, akan meningkatkan industri pertahanan Prancis setelah sebelumnya terguncang akibat gagalnya kontrak senilai $66 miliar dengan Australia untuk menjual 12 kapal selam Prancis.

Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri) berbincang dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed al-Nahyan dalam pertemuan mereka, 3 Desember 2021.
Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri) berbincang dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed al-Nahyan dalam pertemuan mereka, 3 Desember 2021.

Perlakuan karpet merah yang diperoleh Macron dari negara-negara berpengaruh di Teluk akan menghadirkan Prancis sebagai kekuatan besar Uni Eropa di Teluk dan Timur Tengah sejak Inggris keluar dari blok tersebut.

“Macron menonjol di antara para pemimpin Uni Eropa karena kesediaannya untuk menjadi sorotan, dengan tekad menggelar kebijakan luar negerinya dan agenda-agenda lainnya,'' kata Silvia Colombo, pakar hubungan Uni Eropa-Teluk di International Affairs Institute (IAI) di Roma.

Tetapi, kata Kolombo, Macron khususnya mengejar kepentingan bisnis Prancis. “Ia memiliki gagasan yang sangat jelas bahwa ia harus pergi ke tempat yang diinginkan oleh komunitas bisnis, di mana Prancis dapat memperoleh keuntungan ekonomi,'' katanya.

Ketertarikan Macron dalam menjalin hubungan pribadi dengan para pemimpin seperti Mohamed bin Zayed Al Nahyan, putra mahkota Abu Dhabi, dan rekannya di Arab Saudi, Mohamed bin Salman Al Saud, membuatnya menjadi tamu yang disambut baik.

Presiden Prancis Emmanuel Macron (tengah) berbincang dengan Menteri Kebudayaan dan Pengembangan Pengetahuan UEA, Noura al-Kaabi (CR) selama turnya ke paviliun Prancis di Dubai Expo, 3 Desember 2021.
Presiden Prancis Emmanuel Macron (tengah) berbincang dengan Menteri Kebudayaan dan Pengembangan Pengetahuan UEA, Noura al-Kaabi (CR) selama turnya ke paviliun Prancis di Dubai Expo, 3 Desember 2021.

Kedua pemimpin Teluk itu sama-sama menghargai pragmatisme ketika membahas demokrasi dan HAM, isu-isu di mana negara mereka telah dikritik keras oleh kelompok-kelompok HAM dan anggota parlemen Eropa, sementara mengejar peluang bisnis.

Prancis memiliki ikatan yang dalam dengan UEA terutama sejak serangan 11 September 2001. UEA membuka pangkalan Angkatan Laut Prancis pada 2009 di Port Zayed di Abu Dhabi. Pesawat-pesawat tempur dan personel militer Prancis juga ditempatkan di Pangkalan Udara Al-Dhafra, sebuah fasilitas utama di luar ibu kota, Abu Dhabi, yang juga menampung beberapa ribu tentara Amerika.

Beberapa bulan setelah Macron terpilih pada 2017, ia melakukan perjalanan ke UEA untuk meresmikan Louvre Abu Dhabi, yang dibangun berdasarkan perjanjian senilai $1,2 miliar untuk berbagi nama museum terkenal dunia di Paris itu.

Pada bulan September, Macron menjamu putra mahkota Abu Dhabi di Chateau de Fontainebleau yang bersejarah di luar Paris, yang direnovasi pada 2019 dengan sumbangan UEA sebesar 10 juta euro ($ 11,3 juta). [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG