Tautan-tautan Akses

Presiden Obama: Iran Miliki Peluang untuk Bergabung dengan Masyarakat Internasional


Presiden Barack Obama saat menyampaikan ucapan selamat tahun baru untuk Iran (19/3).
Presiden Barack Obama saat menyampaikan ucapan selamat tahun baru untuk Iran (19/3).

Presiden Obama mendesak Teheran untuk menerima kesepakatan yang akan membuka peluang yang lebih besar bagi rakyat Iran.

Dalam pesan Nowruz-nya kepada rakyat Iran, Presiden AS Barack Obama menyerukan pengakhiran puluhan tahun rasa saling tidak percaya dan takut. Sementara rakyat Iran memperingati tahun baru Persia itu, enam negara kuat dunia bersiap untuk mengakhiri pembicaraan mengenai program nuklir Iran. Mereka berharap akan mencapai kesepakatan yang akan menjamin bahwa teknologi nuklir Iran semata untuk tujuan damai dengan imbalan pelonggaran sanksi ekonomi terhadap Iran.

Reporter VOA Zlaticka Hope melaporkan bahwa Presiden Obama yakin Iran memiliki peluang bersejarah untuk bergabung dengan masyarakat internasional.

Presiden Obama mendesak Teheran untuk menerima kesepakatan yang akan membuka peluang yang lebih besar bagi rakyat Iran. Kesepakatan itu, menurut Obama, akan memungkinkan terwujudnya perdagangan dan hubungan yang lebih luas dengan dunia, investasi asing yang lebih besar, dan terciptanya lapangan pekerjaan.

Ditambahkannya bahwa kesepakatan tersebut akan memberi peluang bagi generasi muda Iran. Para pelajar Iran bisa melakukan pertukaran budaya ke luar negeri, dan membangun kemitraan di bidang sains, teknologi dan inovasi. Dengan kata lain, menurut Obama, kesepakatan nuklir akan membuka pintu ke masa depan yang lebih cerah bagi rakyat Iran.

Namun, kata Dianne Feinstein, Senator Demokrat dari California, Iran harus terlebih dahulu membuktikan bahwa program nukirnya bukan ancaman​.

"Kami ingin Iran menjadi anggota masyarakat dunia yang layak. Kami ingin Iran tidak melakukan aksi teror. Kami ingin Hezbollah tidak beroperasi. Tidak perlu ada Hamas atau pasukan Qud. Kami ingin Iran menjadi negara yang dihormati, yang dapat membuka dan memperbaiki ekonomi dan kehidupan sosial rakyatnya. Iran tidak bisa mewujudkan itu bila membiarkan konflik ini tidak terselesaikan,” kata Dianne Feinstein.

Israel menentang usaha mencapai kesepakatan dengan Iran, dengan alasan Teheran memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok teroris. Beberapa legislator Amerika juga mengecam pembicaraan dengan Iran itu.

Peter King, anggota DPR dari Partai Republik yang mewakili New Jersey mengatakan bahwa ia memang ingin memastikan bahwa Iran tidak mengembangkan senjata nuklir. Namun, hubungan Iran dengan Hezbollah dan pasukan Quds, serta begitu aktifnya Iran di negara tetangganya Irak, membuatnya meragukan Iran.

Beberapa legislator lain mempertanyakan, mengapa PM Israel Benjamin Netanyahu menolak pembicaraan dengan Iran. Llyoid Doggettt, legislator Demokrat dari Texas mengatakan bahwa ia tidak percaya perang sebagai cara terbaik untuk melindungi rakyat.

Menurut Llyoid Doggettt, meskipun Netanyahu membantahnya, perdana menteri Israel itu tampaknya memilih jalan itu. Masyarakat dunia, imbuh Llyoid, perlu mengusahakan resolusi untuk mengatasi ketidaksepahaman dengan Iran yang tidak terwujud dalam kesepakatan kali ini.

Pemerintah Obama mengakui memiliki banyak keprihatinanmenyangkut Iran, namun semua itu tidak dapat diselesaikan dalam pembicaraan kali ini.

"Kami berusaha memisahkan pembicaraan P5+1 mengenai masalah nuklir Iran dari masalah-masalah lain, seperti dukungan Teheran bagi Hezbollah atau campur tangannya di Suriah. Kami perlu membahas isu-isu itu secara terpisah,” kata Marie Harf, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika.

Pemerintah Obama juga menegaskan bahwa pembicaraan nuklir dengan Iran melibatkan lima negara besar lain. Pada hari Rabu, mereka berusaha memecah kebuntuan pembicaraan mengenai riset nuklir yang sensitif dan pencabutan sanksi sebelum tenggat waktu pembicaraan akhir bulan ini.

XS
SM
MD
LG