Tautan-tautan Akses

Presiden Jokowi: Lawan Spekulan Harga Bahan Pokok


Sebuah pasar tradisional di Medan, Sumatera Utara (foto: dok).
Sebuah pasar tradisional di Medan, Sumatera Utara (foto: dok).

Kementerian Pertanian menjamin ketersediaan bahan pangan jelang dan selama Ramadhan hingga Lebaran nanti dalam kondisi cukup dan stabil.

Menjelang dan selama bulan Ramadan (Puasa) dan Lebaran, Pemerintah terus berupaya menjaga ketersediaan dan pengendalian bahan pokok. Berbagai masalah yang ditemui di lapangan masih sama dengan pemerintahan sebelumnya, mulai dari fluktuasi (naik turunnya) harga bahan pokok hingga ketersediaan barang dan daya beli masyarakat.

Presiden Joko Widodo saat meluncurkan Operasi Pasar Murah, di Gudang Bulog Cimahi Provinsi Jawa Barat Senin (15/6) memastikan, dirinya telah memerintahkan jajaran pemerintahan, baik pusat maupun daerah melakukan operasi pasar untuk mengendalikan harga, agar masyarakat bisa membeli barang-barang kebutuhan pokok dengan harga terjangkau. Presiden menegaskan, Pemerintah akan menindak tegas siapapun yang melakukan permainan harga.

"Manajemen distribusi seperti itu (operasi pasar) yang kita lakukan, kalau ada kenaikan yang tidak wajar. Tetapi dari data yang kita terima, harga sekarang masih dalam posisi yang baik. Oleh sebab itu sekali lagi saya tegaskan, jangan ada yang bermain-main dengan harga pasti saya kejar," kata Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi: Lawan Spekulan Harga Bahan Pokok
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:01 0:00

Presiden Jokowi juga memastikan, stok sembilan bahan pokok (sembako) selama Ramadan hingga Lebaran, dalam kondisi aman.

"Saya tegaskan lagi bahwa stok sembako selama bulan puasa sampai nanti lebaran aman. Baik yang namanya beras, gula, daging, atau bawang merah, stoknya ada," lanjutnya.

Sementara itu Kementerian Pertanian berani menjamin ketersediaan bahan pangan jelang Ramadan hingga Lebaran nanti dalam kondisi cukup dan stabil. Meski demikian proses distribusi masih harus didorong agar pasokan dan harga pangan merata di seluruh Indonesia.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan, pihaknya telah berkoordiansi dengan kementerian perdagangan, Bulog dan kementerian perhubungan untuk memastikan pemerataan pasokan bahan pangan dan mengontrol kestabilan harga.

"Persiapan beras aman. Produksi Januari sampai Februari itu mencapai 32 juta ton gabah. Atau beras 20 juta ton. Kemudian kedepan ini kita fokus 7 komoditi rencana anggaran di 2016. Padi, jagung, kedelai, cabe, bawang merah dan daging," jelas Menteri Amran Sulaiman.

Sementara itu Menteri Perdagangan Rahmat Gobel mengatakan, Pemerintah akan membuka keran impor guna menjamin ketersediaan bawang merah dan cabe di seluruh Indonesia.

"Bawang dan cabe memang ada kenaikan harga, tetapi Pemerintah siap melakukan impor untuk mengendalikan naiknya harga cabe dan bawang merah itu. Memang ada produksi sudah panen tetapi belum bisa memenuhi total pasar seluruh Indonesia," kata Menteri Perdagangan Rahmat Gobel.

Namun demikian terkait hal ini Presiden Joko Widodo memastikan, kebijakan impor pangan untuk menjaga ketersediaan stok nasional masih belum diberlakukan.

"Sampai detik ini sudah saya sampaikan, kita tahan untuk tidak impor. Tetapi kalau kalkulasinya harus impor, ya (terpaksa) impor. Tetapi sampai detik ini kita tahan untuk tidak impor," tegas Presiden Jokowi.

Guru Besar Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) Yogyakarta, Prof. Mudrajad Kuncoro kepada VOA mengatakan, fenomena kenaikan harga bahan pokok selalu muncul jelang Ramadan dan Lebaran. Pola permainan harga seperti ini menurut Mudrajad dikendalikan oleh sekelompok orang.

"Kalau di makanan itu ‘pemainnya’ banyak. Tersebar di semua daerah, lalu ada pemain besar, ada pemain kecil. Dan faktor musiman sangat dominan. Siapapun Presidennya itu selalu menghadapi permainan harga yang cenderung terus naik. Pada saat menjelang Lebaran puasa itu sudah bergerak naik. Puncaknya ya pas Lebaran," kata Prof. Mudrajad Kuncoro.

Pemerintah baik pusat maupun daerah lanjut Mudrajad harus mampu melakukan pengendalian harga dengan memaksimalkan peran Badan Urusan Logistik (Bulog).

"Jadi ini saatnya all out. Presiden, Menteri Pertanian, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan. Bagaimana mencukupi kebutuhan domestik dari sumber-sumber dalam negeri. Kalo engga, nanti kita impor terus. Nah untuk pengendalian harga, Bulog harus diaktifkan lagi," lanjutnya.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan rata-rata harga beras medium nasional per awal Juni ini rata-rata sekitar Rp 9.800 per kilogram. Harga tersebut cenderung stabil sejak awal Mei.

Sementara harga daging ayam rata-rata nasional sekitar Rp 29.000 hingga Rp 31.000, fluktiatif namun cenderung stabil. Harga daging sapi masih stabil dengan harga Rp 100 ribu per kilogram. Sementara harga cabe merah fluktuatif cenderung meningkat sejak awal Mei, yaitu Rp 29 hingga 31 ribu per kilogram.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik cabe merah merupakan komoditas dengan kenaikan harga paling tinggi sekitar 22,2 persen pada Mei.

Recommended

XS
SM
MD
LG