Tautan-tautan Akses

Presiden Burma Puji Suu Kyi, Isyaratkan Perbaikan Hubungan Militer-Oposisi Burma


Presiden Burma, Thein Sein menyampaikan pujian kepada Aung San Suu Kyi atas peran pentingnya dalam laju demokrasi di negaranya saat berpidato di hadapan Perhimpunan Masyarakat Asia di New York (27/9).
Presiden Burma, Thein Sein menyampaikan pujian kepada Aung San Suu Kyi atas peran pentingnya dalam laju demokrasi di negaranya saat berpidato di hadapan Perhimpunan Masyarakat Asia di New York (27/9).

Pujian Presiden Burma Thein Sein atas Aung San Suu Kyi mengisyaratkan adanya perbaikan hubungan rumit antara mantan jendral militer dengan ikon demokrasi Burma.

Presiden Burma Thein Sein menyampaikan pujian yang jarang diungkapkan kepada pemimpin oposisi negara itu, Aung San Suu Kyi. Perkembangan baru ini menandai adanya perbaikan dalam hubungan yang rumit antara ikon demokrasi itu dan mantan jenderal militer itu.

Berbicara di hadapan Perhimpunan Masyarakat Asia di New York, Thein Sein mengakui bahwa pemimpin demokrasi – yang pernah ditahan selama bertahun-tahun oleh bekas penguasa militer Burma – memainkan peran penting dalam proses demokrasi negara itu.

Sebelumnya, berbicara dalam Sidang Majelis Umum PBB, presiden tersebut juga mengucapkan selamat kepada pemenang Nobel 1991 itu atas penghargaan yang diterimanya, yang mengakui usahanya mewujudkan demokrasi di Burma.

Pujian ini merupakan yang pertama kalinya diterima Aung San Suu Kyi dari presiden Burma, yang sebelumnya merupakan seorang jenderal militer yang pernah memberlakukan pemerintahan otoriter yang keras terhadap Burma selama lima dekade.

Analis masalah Burma, Suzanne DiMaggio, yang menjadi moderator dalam diskusi dengan Thein Sein, mengatakan kepada VOA bahwa pernyataan presiden itu merupakan momen penting bagi kedua pemimpin yang beroposisi tersebut. Dimaggio mengatakan, kedua pemimpin, yang seringkali berselisih paham mengenai bagaimana menjalankan reformasi, terlihat telah mencapai kesamaan sikap.

Sejak menjabat tahun lalu, pemerintah Thein Sein telah mulai membebaskan tahanan politik, melonggarkan penyensoran dan membuka dialog dengan kelompok oposisi pendukung demokrasi, dan kelompok-kelompok etnik minoritas bersenjata. Namun, beberapa sejawatnya militernya ragu melakukan perubahan.

Recommended

XS
SM
MD
LG