Tautan-tautan Akses

Presiden Berikan Tanda Bintang Jasa bagi Pejabat dan Seniman


Ibu negara Ani Yudhoyono mendampingi Michelle Obama dalam sebuah pameran di istana negara tahun lalu. Ani Yudhoyono adalah salah seorang penerima tanda jasa dari Presiden SBY (Foto: dok)
Ibu negara Ani Yudhoyono mendampingi Michelle Obama dalam sebuah pameran di istana negara tahun lalu. Ani Yudhoyono adalah salah seorang penerima tanda jasa dari Presiden SBY (Foto: dok)

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan gelar tanda jasa dan tanda kehormatan kepada 30 tokoh yang dianggap layak. Mayoritas penerima adalah pejabat dan mantan pejabat negara, serta ibu negara, Ani Yudhoyono.

Gelar tanda jasa dan tanda kehormatan rutin diberikan oleh Presiden setiap tahun menjelang perayaan Hari Proklamasi. Untuk tahun ini, 30 gelar diberikan kepada figur yang dianggap telah memberikan sumbangan dan pengabdian bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Upacara pemberian gelar berlangsung di Istana Merdeka, Jumat siang.

Mayoritas penghargaan diberikan kepada pejabat negara dan pejabat publik, tiga anggota Dewan Pertimbangan Presiden, satu Ketua Umum Partai Politik Aburizal Bakrie, Ketua MPR, Taufik Kiemas, dan empat orang seniman; diantaranya Titiek Puspa, pelukis Basuki Abdullah, dan sastrawan angkatan 45, Idrus.

Sedangkan Ibu Negara, Ani Bambang Yudhoyono adalah satu dari empat orang yang mendapatkan Bintang Republik Indonesia Adipradana.

Meskipun pemberian tanda jasa dan tanda kehormatan ini merupakan hak prerogatif Presiden dan didukung oleh Undang-Undang, pro dan kontra di sejumlah kalangan tetap ada, terutama karena terdapat nama Aburizal Bakri yang dianggap bertanggungjawab untuk kasus lumpur Lapindo, serta penghargaan utama yang diberikan Presiden kepada Ibu Negara.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Djoko Suyanto, selaku Ketua Dewan Gelar dan Tanda Jasa Kehormatan menjelaskan, bahwa pengusulan Ibu Negara sebagai penerima bintang jasa berasal dari MPR. Djoko Suyanto mengaku tidak tahu pertimbangan MPR dalam memilih Ibu Negara.

Ia mengatakan, "Itu yang mengusulkan MPR, bukan dari Dewan Gelar. karena dia sudah baca UU-nya. Sekarang saya tanya, kira-kira bagaimana kegiatan Ibu Ani di bidang sosial dan kemasyarakatan, ‘kan bisa dievaluasi sendiri. Peetimbangan mereka (MPR) saya enggak tahu, tapi kita sesuaikan dengan UU itu, pantas enggak dengan kegiatan Ibu Ani dan perhatian beliau, ada Indonesia Sehat, Indonesia Hijau, Indonesia Pintar. Jangan lihat Ibu Ani nya saja, dan ini tidak berarti mengecilkan peranan Ibu Wakil Presiden, ya semua berjasa. Pak Taufik Kiemas juga berjasa.”

Sedangkan mengenai Aburizal Bakrie, Djoko Suyanto mengatakan sepanjang yang bersangkutan tidak tersangkut masalah hukum, maka sah-sah saja untuk diberikan penghargaan.

“Sekarang saya tanya, beliau dihukum tidak? Sekarang kertas putih dilempar saja menjadi kontroversial di masyarakat. Jangan dilihat kontroversinya lah, kita menghargai prestasi seseorang kok malah dicari yang enggak-enggak," ujar Djoko Suyanto.

Sementara, Ibu Ani Bambang Yudhoyono, usai menerima gelar tanda jasa mengatakan ia sangat bersyukur atas penghargaan yang sudah diberikan. Ia berjanji akan berkerja lebih baik lagi demi rakyat dan negara, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Salah satu program yang akan dijalankan secara konsisten ke depan adalah program bersama Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), antara lain “Indonesia Pintar”. Ibu Negara juga ingin agar aspek kreativitas --terutama pada kaum perempuan terus digali, sehingga mereka bisa mendapatkan pendapatan dari kreativitas itu.

Salah seorang penerima Bintang Jasa Utama adalah Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kementerian ESDM, Surono. Kepada VOA, Surono mengatakan penghargaan ini memacu untuk lebih meningkatkan kinerjanya di bidang pengawasan gunung-gunung berapi.

Surono mengatakan, “Saya enggak pernah membayangkan bisa diberikan bintang. Saya hanya melakukan apa yang harus saya lakukan sebagai abdi negara dan anak bangsa. Ini sudah diberikan, tandanya saya harus menghormati yang memberinya. Terus terang ini beban sekaligus pemicu. Sekarang saya jadi semakin hati-hati juga, tapi I’ll do my best, saya akan lakukan yang terbaik.”

XS
SM
MD
LG