Tautan-tautan Akses

Presiden Rusia Ragukan Dukungan Amerika pada Gencatan Senjata


Presiden Rusia Vladimir Putin dalam konferensi pers seusai KTT CIS (Commonwealth of Independent States, former Soviet republics) di Bishkek, Kyrgyzstan, 17 September 2016 (Mikhail Klimentyev/Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Presiden Rusia Vladimir Putin dalam konferensi pers seusai KTT CIS (Commonwealth of Independent States, former Soviet republics) di Bishkek, Kyrgyzstan, 17 September 2016 (Mikhail Klimentyev/Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Mulai Senin berikut, kalau semua persyaratan dipenuhi, koordinasi bersama antara Amerika Serikat dan Rusia mengenai serangan udara akan dimulai terhadap ISIS dan Jabhat Fateh al-Sham (yang dahulu bernama al-Nusra), yang tidak ikut dalam gencatan senjata.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya mendukung kuat persetujuan gencatan senjata Suriah, tetapi meragukan dukungan Amerika pada persetujuan itu, dengan mengatakan Washington sedang menyimpang dari seruannya sendiri akan keterbukaan.

“Saya benar-benar tidak memahami mengapa kita merahasiakan isi persetujuan demikian,” kata Putin pada acara televisi mengenai kunjungan ke Kyrgystan, dan menambahkan bahwa Moskow tidak akan secara sepihak mengungkapkan isi atau persyaratan-persyaratan persetujuan tersebut.

Ia berpendapat Washington mungkin berusaha memelihara potensi tempur pemberontak melawan pemerintah Suriah dan menambahkan pemerintah Amerika tidak dapat memisahkan yang disebutnya bagian yang sehat oposisi dari apa yang disebutnya “unsur-unsur penjahat dan teroris.”

“Ini adalah jalan yang sangat berbahaya,” katanya.

Berdasarkan persetujuan gencatan senjata yang diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry dan Menteri Luar negeri Rusia Sergei Lavrov di Jenewa seminggu lalu, pertempuran harus berhenti hari Senin lalu (awal hari raya Muslim Idul-Adha) untuk membuka jalan bagi arus bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke Suriah.

Mulai Senin berikut, kalau semua persyaratan dipenuhi, koordinasi bersama antara Amerika Serikat dan Rusia mengenai serangan udara akan dimulai terhadap ISIS dan Jabhat Fateh al-Sham (yang dahulu bernama al-Nusra), yang tidak ikut dalam gencatan senjata.

Para pejabat di Washington dan Moskow hari Jumat mengutarakan keinginan untuk memperpanjang perjanjian gencatan senjata dan mengukuhkan bahwa pengiriman bantuan kemanusiaan belum mulai, tetapi hampir tidak ada yang lain yang disepakati mengeneai keadaan yang rapuh di negara yang dilanda perang itu.

Gedung Putih memberi indikasi bahwa tahap berikut persetujuan tidak akan dimulai sebelum bantuan kemanusiaan bergerak dengan bebas. [gp]

Recommended

XS
SM
MD
LG