Tautan-tautan Akses

Prancis Waspadai Disinformasi Jelang Pemilu Eropa


Bendera negara-negara Eropa berkibar di Parlemen Eropa, Strasbourg, Selasa, 23 April 2024. Pemilu Eropa akan berlangsung pada 9 Juni 2024. (AP/Jean-Francois Badias)
Bendera negara-negara Eropa berkibar di Parlemen Eropa, Strasbourg, Selasa, 23 April 2024. Pemilu Eropa akan berlangsung pada 9 Juni 2024. (AP/Jean-Francois Badias)

Prancis telah mendesak berbagai platform media sosial untuk meningkatkan pengawasan terhadap disinformasi daring, menjelang pemilu Parlemen Eropa.

Jean-Noel Barrot, menteri muda urusan Eropa di kementerian luar negeri, mengatakan ada dua unsur yang bisa mengganggu pemilu pada 9 Juni nanti: tingginya angka golput dan campur tangan asing.

Peringatannya itu diberikan setelah pejabat-pejabat Prancis berulang kali memperingatkan risiko disinformasi, khususnya dari Rusia setelah invasinya ke Ukraina, yang mengganggu pemilu.

Untuk menekan angka golput, Prancis telah meluncurkan kampanye media besar-besaran untuk mendorong warga negara datang dan memilih.

Sedangkan untuk disinformasi, sebuah badan pemerintah yang baru bernama VIGINUM, telah diberi tugas untuk mendeteksi disinformasi dan berada dalam kewaspadaan tinggi, kata Barrot.

Barrot mengatakan, dia telah mendesak Komisi Eropa untuk membantu memastikan platform media sosial “menerapkan kewaspadaan terbesar selama masa kampanye, masa tenang pemilu dan pada hari pemilihan”.

Dia juga menambahkan bahwa dia akan memanggil perwakilan dari platform-platform utama dalam beberapa hari ke depan “sehingga mereka dapat mempresentasikan langkah mereka di Prancis, untuk memonitor dan mengatur” konten.

Kepala VIGINUM Marc-Antoine Brillant mengatakan, disinformasi telah menjadi sesuatu yang umum dalam pemilu.

“Sejak pertengahan 2010-an, tidak ada satupun pemilu besar di negara demokrasi liberal yang terhindar dari upaya-upaya untuk memanipulasi hasilnya,” kata dia.

“Tahun 2024 adalah tahun yang sangat khusus, dengan dua konflik besar terjadi di Ukraina dan Gaza, di mana sesuai sifatnya, mendorong diskusi dan keributan dalam jumlah besar di media sosial dan juga karena Prancis menjadi tuan rumah Olimpiade mulai Juli,” tambahnya.

Semua ini menjadikan pemilu Eropa “ sangat menarik bagi aktor-aktor asing dan manipulasi informasi,” ujarnya.

Barrot menyebutkan contoh di Slovakia, di mana pemilu parlemen pada September “sangat terganggu selama masa hari tenang oleh penyebaran rekaman suara palsu” yang menarget seorang calon pro-Uni Eropa.

Salah satu partai populis yang sangat kritis terhadai Uni Eropa dan NATO, menang dan sejak saat itu menghentikan bantuan militer ke Ukraina untuk melawan pasukan Rusia. [ns/uh]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG