BEIRUT —
François Hollande melakukan lawatan pertamanya ke Lebanon sebagai Presiden Perancis hari Minggu. Ketika bertemu Presiden Lebanon Michel Suleiman, Hollande menyatakan dukungan bagi stabilitas Lebanon.
Lawatan itu singkat. Hollande singgah tiga jam untuk makan pagi dengan Suleiman sebelum berangkat ke Arab Saudi.
Lawatan dilakukan setelah koalisi "14 Maret" Lebanon, yang menentang keterlibatan Suriah dalam urusan Lebanon, mengumumkan rencana memboikot pemerintah dan meminta Perdana Menteri Najib Mikati mundur. Gejolak politik itu terjadi setelah terjadi serangan bom mobil yang menewaskan seorang pejabat senior intelijen Lebanon dan beberapa orang lain di Beirut pada 19 Oktober.
Hollande berbicara tentang serangan itu dalam jumpa pers bersama.
Hollande mengatakan ia datang pada saat yang menentukan setelah pembunuhan orang hebat, Wissam Al Hassan, dan menyatakan ingin menyuarakan solidaritas bagi rakyat Lebanon.
Koalisi 14 Maret dan sekutunya menuduh pemerintahan Mikati bersama pihak berwenang Suriah merancang serangan itu.
Seorang pejabat senior Amerika – penjabat Dirjen Urusan Timur Dekat Elizabeth Jones – baru-baru ini berkunjung ke Lebanon. Ia juga menyerukan stabilitas dan dialog di antara semua pihak di Lebanon.
Suleiman, yang menolak seruan pengunduran diri Mikati dan mempertemukan faksi-faksi yang bertikai, menyerukan persatuan.
Suleiman mendesak semua orang agar melupakan insiden itu serta berupaya melalui dialog dan kerjasama mencegah krisis di masa depan, terutama mengingat ketegangan dan pertumpahan darah di negara tetangga, Suriah.
Presiden Perancis juga sepakat membantu Lebanon menangani banyak jumlah pengungsi Suriah, yang kini berjumlah sekitar 100 ribu, dan berjanji membantu melindungi Lebanon dari krisis di Suriah.
Lawatan itu singkat. Hollande singgah tiga jam untuk makan pagi dengan Suleiman sebelum berangkat ke Arab Saudi.
Lawatan dilakukan setelah koalisi "14 Maret" Lebanon, yang menentang keterlibatan Suriah dalam urusan Lebanon, mengumumkan rencana memboikot pemerintah dan meminta Perdana Menteri Najib Mikati mundur. Gejolak politik itu terjadi setelah terjadi serangan bom mobil yang menewaskan seorang pejabat senior intelijen Lebanon dan beberapa orang lain di Beirut pada 19 Oktober.
Hollande berbicara tentang serangan itu dalam jumpa pers bersama.
Hollande mengatakan ia datang pada saat yang menentukan setelah pembunuhan orang hebat, Wissam Al Hassan, dan menyatakan ingin menyuarakan solidaritas bagi rakyat Lebanon.
Koalisi 14 Maret dan sekutunya menuduh pemerintahan Mikati bersama pihak berwenang Suriah merancang serangan itu.
Seorang pejabat senior Amerika – penjabat Dirjen Urusan Timur Dekat Elizabeth Jones – baru-baru ini berkunjung ke Lebanon. Ia juga menyerukan stabilitas dan dialog di antara semua pihak di Lebanon.
Suleiman, yang menolak seruan pengunduran diri Mikati dan mempertemukan faksi-faksi yang bertikai, menyerukan persatuan.
Suleiman mendesak semua orang agar melupakan insiden itu serta berupaya melalui dialog dan kerjasama mencegah krisis di masa depan, terutama mengingat ketegangan dan pertumpahan darah di negara tetangga, Suriah.
Presiden Perancis juga sepakat membantu Lebanon menangani banyak jumlah pengungsi Suriah, yang kini berjumlah sekitar 100 ribu, dan berjanji membantu melindungi Lebanon dari krisis di Suriah.
