SOLO —
Polisi Solo menangkap dua orang yang sedang merakit bom di sebuah taman kota di Banjarsari, Kamis (7/11).
Dua orang tersebut adalah warga Wonogiri dan Sragen, Jawa Tengah, yang menurut Kepala Kepolisian Solo, AKBP Iriansyah, kedapatan membawa berbagai bahan kimia dan merakit sebuah bahan peledak.
Menurut Iriansyah, dua orang pelaku tersebut masih diperiksa untuk pendalaman kaitan dengan jaringan terorisme. Namun hingga saat ini polisi belum menemukan indikasi keterlibatan jaringan tersebut.
“Mereka bilang sedang masak mie instan. Kita periksa tas dua orang tersebut dan kita dapati dan temukan berbagai bahan kimia dan sebuah senjata angin laras pendek. Hasil pemeriksaan tim kami dan labfor (laboratorium forensik) menyebutkan bahwa unsur-unsur bahan kimia yang kami temukan pada dua orang itu sudah memenuhi unsur bahan peledak,” ujarnya.
“Ada detonator, sumbu, pemantik, dan bahan kimianya. Jadi kesimpulan tim kami menunjukkan bahwa berbagai bahan kimia tersbut memang bisa dirakit untuk pembuatan bom atau bahan peledak..”
Memakai penutup wajah, salah seorang pelaku, Erasmus mengaku bahwa bahan kimia tersebut adalah miliknya yang dibeli dari toko bahan kimia untuk membuat bom rakitan.
“Itu saya mau bikin bom asap. Saya belajar merakit bom dari Internet. Semua bahan kimianya saya beli, ya tujuannya untuk merampok,” ujarnya.
Dua orang tersebut adalah warga Wonogiri dan Sragen, Jawa Tengah, yang menurut Kepala Kepolisian Solo, AKBP Iriansyah, kedapatan membawa berbagai bahan kimia dan merakit sebuah bahan peledak.
Menurut Iriansyah, dua orang pelaku tersebut masih diperiksa untuk pendalaman kaitan dengan jaringan terorisme. Namun hingga saat ini polisi belum menemukan indikasi keterlibatan jaringan tersebut.
“Mereka bilang sedang masak mie instan. Kita periksa tas dua orang tersebut dan kita dapati dan temukan berbagai bahan kimia dan sebuah senjata angin laras pendek. Hasil pemeriksaan tim kami dan labfor (laboratorium forensik) menyebutkan bahwa unsur-unsur bahan kimia yang kami temukan pada dua orang itu sudah memenuhi unsur bahan peledak,” ujarnya.
“Ada detonator, sumbu, pemantik, dan bahan kimianya. Jadi kesimpulan tim kami menunjukkan bahwa berbagai bahan kimia tersbut memang bisa dirakit untuk pembuatan bom atau bahan peledak..”
Memakai penutup wajah, salah seorang pelaku, Erasmus mengaku bahwa bahan kimia tersebut adalah miliknya yang dibeli dari toko bahan kimia untuk membuat bom rakitan.
“Itu saya mau bikin bom asap. Saya belajar merakit bom dari Internet. Semua bahan kimianya saya beli, ya tujuannya untuk merampok,” ujarnya.
