Tautan-tautan Akses

PM Inggris: Perjanjian Iklim ‘Lonceng Kematian bagi Tenaga Batu Bara’


Asap dan uap mengepul dari pabrik pengolahan batu bara di Hejin di Provinsi Shanxi, China tengah, 28 November 2019. (Foto: AP)
Asap dan uap mengepul dari pabrik pengolahan batu bara di Hejin di Provinsi Shanxi, China tengah, 28 November 2019. (Foto: AP)

PM Inggris Boris Johnson memuji perjanjian yang dicapai oleh hampir 200 negara untuk meningkatkan upaya mengatasi perubahan iklim, sambil menyatakan kekecewaan atas hasil konferensi iklim PBB yang kurang tegas.

“Kami dapat melobi, kami dapat membujuk, kami dapat menyemangati, namun kami tidak dapat memaksakan negara-negara berdaulat untuk melakukan apa yang mereka tidak ingin lakukan,” kata Johnson pada konferensi pers hari Minggu (14/11). “Pada akhirnya ini adalah keputusan yang mereka buat dan harus mereka dukung.”

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara selama konferensi pers setelah Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) di dalam Downing Street di pusat kota London, Inggris, 14 November 2021. (Foto: Daniel Leal via REUTERS)
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara selama konferensi pers setelah Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) di dalam Downing Street di pusat kota London, Inggris, 14 November 2021. (Foto: Daniel Leal via REUTERS)

Johnson mengatakan kepada wartawan bahwa perjanjian yang dicapai pada akhir KTT selama dua pekan di Glasgow “benar-benar bersejarah” dan mewakili “lonceng kematian bagi tenaga batu bara” dengan adanya janji untuk mengurangi penggunaan batu bara secara bertahap.

Ia mengatakan bahwa meskipun ada perbedaan pendapat mengenai jangkauan dan kecepatan tindakan dalam upaya membatasi pemanasan global dalam beberapa dekade mendatang, “dunia tak disangkal lagi sedang menuju ke arah yang benar.”

Patricia Espinosa, sekretaris eksekutif Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim (UNFCCC), mengatakan kepada Associated Press bahwa mengatasi tantangan seperti perubahan iklim tidak dapat dilakukan dalam satu konferensi saja, tetapi pertemuan Glasgow mencapai “hasil yang sangat positif, dalam arti ini memberi kita pedoman yang sangat jelas mengenai apa yang perlu kita lakukan dalam beberapa tahun mendatang.”

“Menurut saya, apa yang kita lihat dalam naskahnya adalah, untuk pertama kalinya kita membahas tentang batu bara dan subsidi untuk bahan bakar fosil dalam konteks proses mengenai perubahan iklim kita. Dan saya pikir ini adalah langkah maju yang baik,” kata Espinosa. [uh/lt]

XS
SM
MD
LG