Tautan-tautan Akses

PM Inggris Bela Rencana Baru untuk Akhiri Karantina Wilayah


Perdana Menteri Boris Johnson di kantornya 10 Downing Street di London, 7 Mei 2020.
Perdana Menteri Boris Johnson di kantornya 10 Downing Street di London, 7 Mei 2020.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Senin (11/5), berusaha meyakinkan publik bahwa pemerintah sedang mengambil "langkah kecil" untuk mengarahkan negara keluar dari penutupan wilayah akibat pandemi virus corona.

Johnson menjawab pertanyaan publik dan media selama penjelasan singkat harian setelah para pengecam menyebut pendekatan barunya terhadap Covid-19, tidak jelas dan berpotensi berbahaya. Data Universitas Johns Hopkins menunjukkan Inggris memiliki hampir 225 ribu kasus yang dikonfirmasi dan 32 ribu kematian.

Sebelumnya pada Senin (11/5), Johnson mempresentasikan rencana tiga langkahnya untuk keluar dari penutupan wilayah pada parlemen setelah mengumumkannya kepada publik, pada Minggu (10/5).

Ia mengatakan pemerintah mengubah pesan dari "Tinggal di Rumah" menjadi "Tetap Waspada." Menurut rencananya, warga yang tidak bisa bekerja dari rumah, seperti pekerja di bidang konstruksi dan manufaktur, harus didukung untuk pergi bekerja. Ia juga mengumumkan kebebasan lebih luas untuk rekreasi di luar ruangan.

Boris berjanji langkah-langkah lain akan mengikuti "jika dan hanya kalau" fase pertama terbukti berhasil. Langkah kedua, kemungkinan dilakukan pada Juni, dan langkah ketiga pada Juli akan mencakup pembukaan kembali toko secara bertahap, beberapa pertemuan antara siswa dan guru dan mungkin dibukanya kembali beberapa industri perhotelan.

“Jika angka-angka kasus memungkinkan,” kata Johnson.

Para pemimpin regional Irlandia Utara, Skotlandia, dan Wales mengatakan rencana Johnson bisa membahayakan nyawa warga dan untuk sementara waktu tetap menutup wilayahnya. Mereka umumnya mengesampingkan dibukanya kembali sekolah dasar dan menengah pada Juni atau Juli.

Pemimpin oposisi Partai Buruh Inggris, Keir Starmer mengatakan rencana pemerintah itu menimbulkan "sejumlah pertanyaan yang perlu dijawab."

Johnson, satu-satunya pemimpin dunia yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19, membela pesannya untuk "Tetap Waspada", dengan mengatakan masih mengharuskan sebagian besar warga tinggal di rumah. Mereka yang harus meninggalkan rumah untuk bekerja didorong untuk berjalan kaki, mengemudi atau naik sepeda daripada menggunakan transportasi umum, yang sekarang membatasi jumlah penumpang.

Johnson mengatakan tempat-tempat kerja akan menerima pedoman keselamatan Covid-19 baru yang terperinci, pada akhir minggu ini. Dilihat dari pedoman sebelumnya, langkah-langkah baru ini bisa mencakup larangan berbagi ruang kerja antara giliran kerja yang berbeda, dan wajib memakai alat pelindung diri.

Pemerintah Inggris juga meminta warga agar mengenakan masker di ruang tertutup di mana jarak sosial sulit dilakukan. [my/pp]

XS
SM
MD
LG