Tautan-tautan Akses

PM akan 'Bela Israel' Berkaitan dengan Presiden Baru AS


PM Israel Benjamin Netanyahu harus menangkis kecaman bahwa aliansi eratnya dengan Trump, di antara faktor-faktor lain, telah mengubah Israel menjadi masalah partisan di AS. (Foto: dok).
PM Israel Benjamin Netanyahu harus menangkis kecaman bahwa aliansi eratnya dengan Trump, di antara faktor-faktor lain, telah mengubah Israel menjadi masalah partisan di AS. (Foto: dok).

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Selasa (10/11) mengatakan dia tidak akan membedakan antara Partai Demokrat dan Partai Republik dan akan membela kepentingan Israel dalam menghadapi pemerintahan baru Amerika.

Dalam pidatonya di depan parlemen menjelang pemungutan suara untuk meratifikasi normalisasi dengan negara Teluk Bahrain, Netanyahu menyampaikan terima kasih kepada Presiden Donald Trump atas dukungannya untuk Israel, dan menyebut beberapa perubahan kebijakan utama pemerintahan Trump.

Ia berterima kasih kepada Presiden terpilih Joe Biden karena mendukung tiga kesepakatan normalisasi yang ditengahi oleh Trump, termasuk Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Sudan.

Netanyahu tidak menyebut keduanya sebagai presiden, sebuah kelalaian setelah cuitannya yang terlambat kepada Biden atas kemenangan pemilihannya. Cuitan yang tertunda itu secara luas dipandang para pengecam Netanyahu bersumber dari kekhawatiran akan menyinggung Trump, yang dengan kebijakannya selama beberapa tahun telah banyak menguntungkan Netanyahu.

Netanyahu memiliki hubungan yang jauh lebih dingin dengan Presiden Barack Obama. Biden yang diharapkan memulihkan sikap lama AS sebagai perantara yang lebih netral dalam konflik Israel-Palestina, mungkin akan menyulitkan pelaksanaan kebijakan yang lebih nasionalis dari Netanyahu yang lama berkuasa itu, seperti kebijakan membangun pemukiman Tepi Barat.

Netanyahu harus menangkis kecaman bahwa aliansi eratnya dengan Trump, di antara faktor-faktor lain, telah mengubah Israel menjadi masalah partisan di AS. [my/lt]

XS
SM
MD
LG